Sang Pemburu Berita |
Tabrakan Maut Tewaskan Simoncelli Posted: 23 Oct 2011 09:13 PM PDT
Tubuh Simoncelli terlindas di antara motor Edwards dan Valentino Rossi yang berada di belakang Edwards. Hebatnya benturan hingga membuat Helm Simoncelli terlepas. Dari hasil pemeriksaan, pembalap kelahiran 20 Januari 1987 itu mengalami trauma yang sangat serius di kepala, leher, dan dada. Tragisnya lagi, insiden ini disaksikan kedua orang tua Simoncelli dan pacarnya, Kate. Zimbio memberitakan, mereka saling menangis dan berpelukan begitu peristiwa terjadi. Paolo, ayah Simoncelli, sampai harus ditenangkan oleh beberapa anggota tim.
Beberapa anggota crew tim San Carlo Gresini Honda juga nampak tak bisa menahan tangis saat Simoncelli dinyatakan tewas. Ironisnya lagi, Rossi sebagai salah satu pembalap yang terlibat kecelakaan, adalah teman dekat Simoncelli. "Marco kehilangan helmnya dalam kecelakaan itu. Petugas berwenang mengatakan ketika tim medis tiba untuk menyelamatkannya, jantungnya sudah berhenti," kata pembawa acara MotoGP Matt Roberts melalui BBC Sports.
"Kedua pembalap lain yang terlibat kecelakaan (Edwards dan Rossi) memastikan dia kehilangan helmnya. Hal yang paling menyedihkan adalah Valentino dan Marco adalah sobat dekat." Rossi mengaku sangat berduka atas kejadian ini. Ia mengatakan, Sic (sapaan Simoncelli), sudah seperti adik bagi dirinya. "Dia sangat tangguh di lintasan dan sangat baik di kehidupan biasa. Saya akan sangat merindukannya," kata Rossi di akun Twitter @ValeYellow46 dilansir dari Crash Net, Senin (24/10/2011). Kematian Simoncelli yang tragis dan mendadak nyaris membuat tak ada satu pun pembalap MotoGP yang percaya. Pembalap Yamaha, Jorge Lorenzo, bahkan mengaku sampai tak mampu berkomentar banyak, namun ia mengucapkan duka mendalam dan menyesali kejadian tragis yang menimpa Simoncelli.
"Istirahat dalam damai Marco. Ya, hanya itu yang akan Anda katakan," tutup Lorenzo yang sempat mengalami insiden dengan Simoncelli di Sirkuit Assen, Belanda, akhir Juni lalu. | ||||||||
Posted: 23 Oct 2011 08:57 PM PDT
Dilansir dari laman CNN, tim SAR masih sibuk memeriksa di antara puing menggunakan senter, sekop, peralatan berat dan tangan telanjang untuk mengangkat reruntuhan. Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan 55 gedung runtuh di dua wilayah terparah terkena gempa, Ercis dan Van. Dilaporkan, sebanyak 138 orang ditemukan tewas di dua wilayah tersebut, sementara itu 350 lainnya terluka. Warga belum berani masuk ke dalam rumah dan memilih tidur di pinggir jalan, khawatir gempa susulan yang sebelumnya terjadi sebanyak 20 kali akan terulang lagi. Gempa susulan terbesar mencapai kekuatan 6 skala Richter. Kondisi mereka juga dikhawatirkan menurun akibat kedinginan. Suhu di Turki saat ini dilaporkan hampir mencapai titik beku. Sebelumnya, pejabat pusat pemantauan Kandili Observatory, Mustafa Erdik, memperkirakan gempa akan menewaskan sedikitnya 500-1.000 orang. Gempa terjadi pada Minggu, 23 Oktober 2011, pukul 1.41 waktu setempat. Menurut Pusat Geologi Amerika Serikat, gempa 7,2 skala Richter tersebut terletak 19 km dari Van dengan kedalaman 7,2 km. Gempa bumi di Turki bukanlah hal yang luar biasa, namun gempa kemarin merupakan salah satu yang terbesar. Sebelumnya, gempa 7,6 skala Richter di Izmit, Turki, terjadi pada 1999, menewaskan 17.000 orang. Pada tahun yang sama, gempa 7,2 skala Richter juga terjadi di Duzce, Turki, menewaskaskan 894 orang. |
You are subscribed to email updates from Sang Pemburu Berita To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar