Sang Pemburu Berita |
Tokoh di Balik Kerusakan Indonesia – 8 Posted: 18 Oct 2011 07:54 PM PDT Ali Murtopo lahir di Blora, Jawa Tengah, pada 23 September 1924. Karirnya di militer dimulai ketika bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Pada 1950-an, ia ditugaskan di Kodam Diponegoro, bergabung dengan pasukan "Banteng Raider", pasukan khusus untuk menumpas pemberontakan Darul Islam (DI). Pada 1959, ketika meletus pemberontakan di sejumlah daerah, ia dikirim ke Sumatera dengan jabatan sebagai kepala staf Resimen II, dan Yoga Sugama sebagai komandan resimennya. Begitu pemberontakan PRRI berhasil ditumpas, Ali Murtopo kembali ke Jawa Tengah dan melanjutkan tugasnya di Kodam Dipenogoro. Di sini lah ia bertemu Soeharto. Ketika Mabes Angkatan Darat ingin mengangkat Bambang Supeno sebagai Panglima Divisi Diponegoro, ia dilibatkan Soeharto dalam rapat rahasia di Kopeng yang akhirnya membuat Bambang gagal menduduki jabatan bergengsi itu. Atas jasanya, Soeharto mengangkatnya menjadi Asisten Teritorial. Ali Murtopo dan Soeharto berpisah setelah Soeharto dicopot dari jabatan sebagai Panglima Divisi Diponegoro akibat korupsi, dan 'disekolahkan' Presiden Seokarno di SSKAD. Mereka berkumpul lagi setelah Ali ditarik Soeharto ke Jakarta dan diberi jabatan sebagai Deputi I KSAD. Ketika Jenderal AH Nasution mengangkat Soeharto menjadi Panglima Cadangan Umum Angkatan Darat (CADUAD) dengan pangkat brigadir jenderal, Soeharto mengangkat Ali menjadi asisten kepala staf CADUAD. Beek mengenal sosok Ali Mutopo juga dari PMKRI. Di mata Beek, Ali adalah sosok yang ambisius dan machiavelis, sosok yang dibutuhkannya. Apalagi karena Ali juga bukan seorang Muslim yang taat, meski berasal dari keluarga santri. Seperti Soeharto, Ali dikenal sebagai penganut ajaran kejawen atau Islam abangan. Mengenai hubungan Ali Murtopo dengan Beek, Dr. George J. Aditjondro memberikan penjelasan begini; "Banyak yang tak percaya kalau Ali Murtopo (yang berasal dari keluarga santri di pesisir Pulau Jawa) bias menjadi orang yang sangat anti Islam dan berjasa besar dalam menindas orang Islam di awal Orde Baru. Yang orang cenderung lupa adalah, bahwa Ali Murtopo punya rencana berkuasa. Oleh karena itu, semua yang merintanginya untuk mencapai tujuannya haruslah ditebas habis. Musuhnya bukan cuma Islam, tapi juga perwira-perwira ABRI yang dianggapnya sebagai perintang, seperti HR Dharsono, Kemal Idris, Sarwo Edhi Wibowo, dan Soemitro (Pangkopkamtib). Almarhum HR Dharsono (Pak Ton) difitnahnya berkonspirasi dengan orang-orang PSI untuk menciptakan system politik baru untuk menyingkirkan Soeharto. Kemal Idris dituduhnya berambisi jadi presiden. Sedang Sarwo Edhi difitnahnya merencanakan usaha menajibkan (menendang ke atas) Soeharto". Maka jelas apa yang membuat Beek merasa cocok merekrut orang ini. Di kemudian hari terbukti bahwa Ali Murtopo merupakan 'abdi' Beek yang setia, yang patuh pada apapun perintah Beek untuk menghancurkan Islam yang merupakan agama Ali Murtopo sendiri. (bersambung ….) | ||
Asteroid Ternyata Punya Gunung Super Tinggi Posted: 18 Oct 2011 07:43 PM PDT
Seperti dikutip dari VIVAnews, Rabu (19/10), gunung di asteroid Vesta tersebut lebih tinggi daripada gunung apa pun yang ada di Bumi, termasuk Gunung Mauna Loa di Hawaii yang memiliki tinggi 9 kilometer jika dihitung dari dasar laut. Padahal, diameter Vesta hanya 530 kilometer atau sekitar setengah dari Pulau Jawa. Dengan ketinggian itu, gunung di Vesta merupakan yang tertinggi kedua di tata surya, setelah Gunung Olympus di Planet Mars yang memiliki ketinggian hingga 25 kilometer. Dawn merupakan wahana antariksa milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Wahana ini diluncurkan pada 27 September 2007. Dawn mendekati Vesta sejak bulan Mei dan mulai mengitari Vesta pada pertengahan Juli. Misi itu bertujuan mengumpulkan informasi tentang obyek-obyek di Sabuk Asteroid, yaitu daerah antara Planet Mars dan Jupiter. Fokus misi ditujukan untuk mengamati asteroid Vesta dan planet katai Ceres. Hasil pencitraan Dawn menunjukkan permukaan Vesta lebih kasar dibandingkan dengan asteroid lainnya. Vesta memiliki lebih banyak kawah, bukit, pegunungan, tebing, ataupun palung dibandingkan obyek-obyek lain di Sabuk Asteroid. Kawah-kawah di bagian utara Vesta lebih banyak jumlahnya dan lebih tua umurnya dibandingkan yang ada di belahan selatan. Umur kawah di bagian utara sekitar 4 miliar tahun, sedangkan yang di sisi selatan antara 1 miliar tahun dan 2 miliar tahun. Berbagai temuan Dawn tentang Vesta itu dipresentasikan dalam pertemuan bersama Kongres Ilmu Keplanetan Eropa (EPSC) dan Divisi Ilmu Keplanetan, Komunitas Astronomi Amerika (AAA) di Nantes, Perancis, 2 Oktober lalu. Adapun kawah-kawah tersebut merupakan hasil dari tabrakan dengan asteroid lain ataupun tumbukan dari benda-benda langit lain. Tubrukan dan tumbukan yang menghasilkan kawah-kawah di bagian utara Vesta berasal dari benturan yang terjadi saat awal pembentukan Vesta. Pemimpin kelompok pemetaan Vesta dengan menggunakan spektrometer dari misi Dawn, Angioletta Coradini, mengusulkan agar kawah terbesar pada bagian selatan Vesta dinamai Rheasilvia, ibu para biarawati Vesta dalam mitologi Romawi, sekaligus ibu Romulus dan Remus, pendiri kota Roma. Persatuan Astronom Internasional (IAU) telah menerima usulan itu, termasuk nama ke-13 biarawati Vesta untuk digunakan pada kawah-kawah lainnya. Aktivitas geologi Dosen Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB), Suryadi Siregar, mengatakan, terbentuknya gunung di Vesta menunjukkan adanya aktivitas geologi di dalam asteroid tersebut. Bukan sekadar gumpalan batu besar belaka. Aktivitas geologi di dalam Vesta terjadi akibat adanya gaya pasang surut antara Matahari, Jupiter, dan Vesta. Gaya tarik Matahari dan Jupiter yang berlangsung secara kontinu dan melawan gaya gravitasi Vesta membuat inti asteroid akhirnya robek dan meleleh menjadi magma. Magma yang keluar dari kulit Vesta tersebut menghasilkan lava yang mengalir keluar dari kawah gunung. Suhu permukaan Vesta yang minus 33 derajat celsius hingga minus 3 derajat celsius membuat lava di sana cepat mendingin dan mengendap. "Tumpukan lava inilah yang membuat permukaan gunung di Vesta terus meninggi," ujar Budi Dermawan, dosen Astronomi ITB lainnya. Tumpukan lava ini bersifat basal, sama seperti batuan di sekitar gunung berapi di Bumi. Meski demikian, karakteristik magma Bumi dan Vesta tidaklah sama walaupun terbentuk dari materi yang sama. Materi pembentuk Bumi dan Vesta sama-sama berasal dari materi pembentukan tata surya. Perbedaan karakteristik itu terjadi karena proses-proses yang melingkupi semasa evolusi Bumi dan Vesta berbeda. Kehadiran gunung api di Bumi memberikan kesuburan bagi tanah di sekitarnya. Oleh karena itu, di sekitar gunung api umumnya menjadi pusat-pusat kehidupan yang mempunyai aneka ragam jenis makhluk hidup. Namun, kondisi di Vesta berbeda. Di sekitar gunung yang ditemukan belum ditemukan adanya tanda-tanda kehidupan dalam tingkat apa pun. Tidak adanya atmosfer di Vesta membuat pelapukan batuan menjadi tak mungkin. Vesta tak memiliki atmosfer karena kecilnya gaya gravitasi yang dimiliki. Selain itu, jarak Vesta dari Matahari yang berkisar antara 322 juta kilometer dan 383 juta kilometer atau rata-rata sekitar 2,3 kali jarak Matahari-Bumi membuat sangat sedikit radiasi Matahari yang bisa diterima Vesta. Rendahnya tingkat radiasi ini membuat Vesta tak mampu menahan molekul-molekul udara yang tersisa pada awal pembentukannya sehingga terlepas begitu saja ke luar angkasa. Menurut Suryadi, keberadaan gunung di planet atau satelit di luar Bumi tidak dapat langsung dianggap di sekitar gunung itu ada kehidupan. Penelitian terhadap gunung-gunung di Io, satelit Jupiter, yang sudah sejak lama dilakukan belum menemukan adanya tanda-tanda kehidupan. "Untuk dapat menemukan kehidupan di luar Bumi, kondisi alam di tempat tersebut harus mirip dengan Bumi," ungkap Suryadi. |
You are subscribed to email updates from Sang Pemburu Berita To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar