Sang Pemburu Berita |
Tokoh di Balik Kerusakan Indonesia - 7 Posted: 17 Oct 2011 06:43 PM PDT
Setelah Bagian V dibubarkan, ia tetap tinggal di Jawa Tengah. Di tempat itulah ia bertemu Soeharto yang kala itu masih menjabat sebagai Komandan Resimen Yogyakarta, dan menjalin hubungan yang sangat baik. Ketika Mabes Angkatan Darat berniat mengangkat Bambang Supeno menjadi Panglima Divisi Diponegoro, Soeharto yang berambisi menduduki jabatan itu, mengajak Yoga mengadakan rapat rahasia di Kopeng. Hasilnya, dibuat suatu isu rekayasa bahwa jika Mabes mengangkat Bambang, maka beberapa perwira akan membangkang. Sabotase sukses, dan Soeharto mendapatkan jabatan yang seharusnya diemban Bambang. Atas jasanya, Yoga diangkat menjadi perwira intelijen. Karir Yoga seluruhnya dihabiskan di dunia yang sepak terjangnya selalu dilakukan secara diam-diam dan sulit dilacak itu. Selain di Jepang, ia pernah mendapat pendidikan intelijen di Inggris pada 1951. Kehebatannya dalam dunia yang satu ini, juga sifatnya yang cenderung machiavelis (menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan), sesuai yang dibutuhkan Pater Beek. Apalagi karena untuk dapat menyukseskan misi-misinya, Beek memang harus melakukan gerakan seperti layaknya seorang intel. Meski ia seorang pastur, predikat itu hanya alat untuk mencapai misi-misinya. Itu sebabnya dalam lembaran sejarah Indonesia yang diajarkan di sekolah-sekolah maupun di perguruan tinggi-perguruan tinggi, nama ini tidak pernah sekali pun muncul karena ia memang tak pernah memunculkan dirinya secara terang-terang dalam beragam peristiwa di Indonesia, termasuk dalam peristiwa G-30S/PKI maupun peristiwa-peristiwa besar lainnya. Pula, Orde Baru pun sengaja menyembunyikan sosok ini rapat-rapat agar apa yang sebenarnya terjadi di balik peristiwa-peristiwa itu, tidak terungkap kebenarannya, sehingga sejarah yang dicatatkan dalam buku-buku dan dicekokkan kepada para siswa di sekolah-sekolah maupun kepada para mahasiswa di perguruan tinggi-perguruan tinggi, cenderung tidak akurat, berbau rekayasa dan bahkan ada yang menyesatkan. Contohnya adalah peritiwa meletusnya G-20S/PKI. Beek mengenal sosok Yoga Sugama dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), salah satu organisasi yang menjadi tunggangannya dalam menyukseskan misi-misinya. Organisasi ini bahkan ikut memiliki peranan penting dalam penggulingan Soekarno. (bersambung ….) | ||
Posted: 17 Oct 2011 06:34 PM PDT Telepon seluler atau ponsel sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Tak jarang banyak yang menggenggamnya di tangan setiap waktu, tanpa menyadari potensinya menyimpan bakteri penyebab sakit. Seperti dikutip VIVAnews dari Metro.co.uk, Selasa (18/10), studi yang dilakukan di Inggris mengungkap bahwa satu dari enam ponsel yang digunakan di negara itu terkontaminasi bakteri E Coli, bakteri penyebab sakit perut. Kontaminasi bakteri tersebut diyakini akibat kebiasaan buruk pengguna ponsel yang tak mencuci tangannya dengan bersih selepas dari toilet. Meski hampir semua responden mengaku telah mencuci tangan dengan sabun usai beraktivitas di toilet, hasil pemeriksaan menunjukkan sembilan dari 10 telepon seluler mereka tercemar E Coli. Demikian juga delapan dari 10 tangan mereka. "Studi ini membuktikan bahwa banyak pengguna ponsel yang tidak mencuci tangan dengan benar, terutama setelah pergi ke toilet," kata Dr Val Curtis, dari London School of Hygiene and Tropical Medicine. Bakteri E coli memiliki nama panjang Escherichia coli. Bakteri ini adalah salah satu spesies utama bakteri gram negatif. Bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini biasanya hidup pada tinja, dan dapat menyebabkan masalah kesehatan pada manusia, seperti diare, muntaber, dan masalah pencernaan lainnya. Memang, tak semua bakteri E Coli berbahaya bagi tubuh manusia. Hanya jenis-jenis tertentu yang dapat mengakibatkan penyakit serius, seperti E Coli strain O104:H4 yang mewabah di Jerman beberapa wakyu lalu, dan E Coli strain O157:H7 yang mewabah di Amerika Serikat tahun 1982. Jenis O104:H4 masuk kategori Enterohaemorrhagic E Coli (EHEC), yang bisa menyebabkan pengidapnya mengalami diare berdarah. Bahkan seringkali kasus ini berkembang menjadi haemolytic uraemic syndrome (HUS), penyakit yang bisa menyebabkan kegagalan fungsi ginjal dan berbagai komplikasi infeksi lain. |
You are subscribed to email updates from Sang Pemburu Berita To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar