Senin, 31 Oktober 2011

Sang Pemburu Berita

Sang Pemburu Berita


Tokoh di Balik Kerusakan Indonesia - 18

Posted: 29 Oct 2011 07:08 PM PDT

Ketika pertama kali mendengar nama CSIS, yang ada di benak saya adalah bahwa organisasi ini hanya organisasi para 'orang pintar' yang peduli pada masalah perpolitikan di Indonesia dan berusaha memberikan kontribusi positif bagi negeri ini. Anggapan ini sebagian kecil tidak salah, tapi sebagian besar saya merasa kecele karena kala itu saya memang tak tahu bagaimana sejarah berdirinya organisasi ini.

Majalah Q&R edisi 7 Februari 1998 menulis begini tentang CSIS ;

"CSIS tidak dapat dipisahkan dari almarhum Letjen Ali Moertopo dan Mayjen Soedjono Humardani, dua perwira tinggi di awal 'Orde Baru' dikenal sangat akrab dengan Presiden Soeharto. Namun kedua tokoh ini (kemudian ditambah dengan nama Jenderal Benny Moerdani, mantan Pangab), sangat berkait dengan suatu masa; tatkala pemerintahan Presiden Soeharto memandang politik Islam dengan syak wasangka. Bukan kebetulan pula anggota teras kepemimpinan CSIS umumnya beragama Katolik dan keturunan Cina. Tokohnya yang paling senior, Dr. Daoed Joesoep, meskipun ia seorang muslim asal Sumatera Timur, juga ketika menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dikenal sebagai perumus kebijakan yang tidak kena di hati umat Islam Indonesia, misalnya keputusannya untuk tidak meliburkan murid di bulan Ramadan. Walhasil, CSIS dianggap identik dengan sikap anti-Islam".

CSIS yang didirikan pada 1871 memang organisasi yang terdiri dari orang-orang yang anti-Islam. Maka, tak mengherankan kalau di tempat ini bertemu dua aliran, tentara dan sipil. Aliran tentara dipimpin langsung oleh Ali Moertopo, sedang aliran sipil di bawah komando Harry Tjan Silalahi. Kedua aliran ini kemudian bersatu untuk menggalang politik anti-Islam.

Tentang peran Pater Beek dalam pembentukan CSIS disampaikan oleh Jenderal Soemitro. Dalam buku 'Soemitro dan Peristiwa Malari', mantan Pengkopkamtib ini pun menyebut-nyebut nama Pater Beek. Ia menyatakan, ia menerima banyak laporan tentang siapa di belakang studi bentukan Ali Moertopo itu. Menurut laporan-laporan tersebut, CSIS dibentuk Ali Moertopo bersama Soedjono Humardani, sebagian golongan Katolik, dan sekelompok orang Tionghoa yang umumnya berafiliasi dengan Pater Beek. Jelas, bahwa lembaga yang dimaksud Soemitro adalah CSIS.

Selain memengaruhi Soeharto, lewat Ali Moertopo dan Soedjono Humardani, CSIS juga berusaha bermain lewat Golkar yang sejarah pendiriannya memang tidak dapat dipisahkan dari sejarah Orde Baru.

Pada awalnya, di masa revolusi, Golkar merupakan kumpulan organisasi anti-komunis yang bergabung dalam Front Nasional. Organisasi-organisasi yang bergabung dalam Golkar antara lain organisasi buruh tani, pegawai negeri, perempuan, pemuda, intelektual, artis dan seniman. Sebagaimana diuraikan Harold Cruch dalam bukunya, organisasi-organisasi sipil tersebut dikendalikan oleh tentara yang peranannya dominan lewat SOKSI, MKGR dan Kosgoro. Begitu Soekarno tumbang, Golkar pun dijadikan mesin politik Orde Baru.
(bersambung ….)


Minuman Bersoda Tingkatkan Agresifitas

Posted: 29 Oct 2011 06:58 PM PDT

Remaja cenderung lebih agresif dan kasar jika mengonsumsi soft drink secara teratur. Berdasar penelitian Universitas Vermont, konsumsi minuman bersoda setidaknya lima kali dalam seminggu mampu mengubah perilaku seseorang menjadi lebih agresif atau kasar.

Seperti dikutip VIVAnews dari Female First, para peneliti mencoba mengamati perilaku beberapa remaja yang terbiasa mengonsumsi minuman bersoda.

Sebanyak 23 persen remaja yang minum satu kaleng minuman bersoda dalam seminggu menunjukkan perilaku buruk dengan keinginan membawa senjata. Tingkat agresivitas melonjak pada 43 persen remaja yang mengonsumsi 14 kaleng seminggu.

Semakin banyak minuman bersoda yang dikonsumsi, semakin banyak pula angka kejadian kekerasan terhadap teman sebaya. Hal ini dapat dilihat dari lonjakan angka kejadian kekerasan dari 35 persen menjadi 58 persen pada kelompok remaja yang sama.

"Kami melihat bahwa peningkatan konsumsi soft drink dapat meningkatkan tingkat kekerasan terhadap teman-teman sebaya mereka," ujar penulis studi Dr Sara Solnick.

Namun sayang, mereka belum mengetahui dengan jelas hubungan antara minuman bersoda dan perilaku buruk remaja. "Kami belum mengetahui alasan di balik itu. Sulit mengatakan ini karena kandungan gula di dalam soft drink, karena gula juga terkandung dalam banyak produk. Mungkin ada bahan lain di dalam soft drink yang menjadi faktor penyebabnya."

Meski demikian, penelitian yang diterbitkan oleh Injury Prevention masih harus dibuktikan lagi kebenarannya dengan penelitian yang lebih lengkap. Pasalnya, penelitian tersebut tidak memperhitungkan pendapatan keluarga dan pola asuh, sehingga informasi yang didapat masih sangat terbatas.

Ratusan Pulau di Maluku Terancam Tenggelam

Posted: 29 Oct 2011 06:54 PM PDT

Ratusan pulau di Maluku terancam tenggelam dalam kurun waktu 20-30 tahun mendatang. Hal itu disebabkan semakin meningginya permukaan air laut akibat dampak dari pemanasan global.

Seperti dilansir VIVAnews, Minggu (30/10/2011), Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun mengatakan hujan yang berakibat banjir di beberapa daerah bukan terjadi begitu saja, tapi dipengaruhi cuaca ekstrim yang tidak beraturan.

Kondisi ini merupakan efek negatif dari pemanasan global yang kini mengancam dunia. Parahnya lagi, dalam kurun waktu 20 sampai 30 tahun mendatang, banyak sekali pulau datar yang tidak memiliki ketinggian akan tenggelam karena naiknya permukaan air laut.

"Maluku adalah provinsi kepulauan yang memiliki banyak sekali pulau datar dengan ketinggian permukaan air lautnya sudah mencapai satu meter. Diramalkan pada 20 sampai 30 tahun mendatang, pulau-pulau tersebut akan tenggelam," ujarnya di Hotel Aston Ambon saat menghadiri Pertemuan Ilmiah Himpunan Ahli Tehnik Hidrolik Indonesia.

Untuk itu sudah saatnya pemerintah provinsi Maluku menggalakan program bagaimana mengantisipasi bahaya yang akan ditimbulkan akibat naiknya permukaan air laut saat ini. Menurutnya, naiknya permukaan air laut tidak terasa sama sekali tapi perlahan demi perlahan baru akan dirasakan ketika ketinggian air sudah mencapai dua meter lebih.

"Untungnya ada banyak pulau yang tidak berpenghuni, tapi ada sebagian juga yang berpenghuni. Maka dari itu pemerintah sudah harus berpikir membuat program untuk bagaimana menyelamatkan masyarakat yang tinggal pada pulau-pulau datar di Maluku di masa mendatang sebelum jatuh korban," tambahnya.

Seperti diketahui, di Maluku jumlah pulau datar baik yang berpenghuni ataupun tidak berpenghuni belum terhitung secara baik. Umumnya pulau-pulau datar yang berpenghuni hampir merata di seluruh Kabupaten yang ada di Maluku, misalnya Kabupaten SBT, Kabupaten MTB, Kepulauan Aru, Kabupaten SBB dan juga di Maluku Tengah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar