Kamis, 27 Maret 2014

Sang Pemburu Berita

Sang Pemburu Berita


Indonesia dalam Incaran Mafia China Connection - 5 (Tamat)

Posted: 25 Mar 2014 05:05 PM PDT

SANGPEM - Negara besar adalah negara yang mampu berdiri di atas kaki sendiri dan tidak mempan diintervensi siapa pun, terutama kekuatan asing. Selain itu, negara besar adalah negara yang tak hanya memiliki wilayah yang luas dan penduduk yang banyak, namun juga negara dengan penduduk yang sejahtera, gemah ripah loh jinawi. Seperti itukah Indonesia sekarang?

Dalam orasi politik yang disampaikan saat berkampanye di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Minggu (23/3/2014), dengan tegas Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan kalau bangsa dan pemimpin negeri ini adalah kacung pihak asing karena telah diintervensi sedemikian rupa, sehingga negara maritim dan agraris ini bahkan tak hanya menjadi konsumen produk yang dihasilkan pihak asing tersebut, tapi juga sampai mengimpor bahan pangan yang sebenarnya dapat dihasilkan sendiri, seperti garam, bawang putih, pepaya, dan sebagainya.

Tak hanya itu, buruh-buruh di negeri ini pun, akibat diintervensi asing, digaji dengan sangat murah.


"Kita tidak boleh begini terus! Kita harus mulai berani mengatakan tidak, tidak dan tidak atas intervensi asing tersebut! Kita harus jadi bangsa yang mandiri, karena negara kita merupakan keempat terbesar di dunia, dan kekayaan alam kita merupakan yang kelima terbesar di dunia!" teriak Prabowo dengan berapi-api.

Mantan Danjen Kopassus yang juga capres Partai Gerindra ini bahkan dengan tegas meminta masyarakat untuk jangan memilih calon presiden (capres) boneka, karena capres seperti itu jika terpilih tidak akan membuat negara ini menjadi lebih baik!

Prabowo tidak menjelaskan siapa capres boneka yang dimaksud, namun pegiat LSM senior Amir Hamzah menganalisis kalau yang dimaksud Prabowo adalah Jokowi. Ia yakin, karena sebagai seorang mantan Danjen Kopassus, Prabowo pasti takkan ngomong sembarangan, dan apa yang dikatakannya itu dapat dipertanggungjawabkan.

"Apalagi karena saat kampanye di Sragen (Jawa Tengah) pada 16 Maret lalu, Prabowo juga mengatakan hal yang sama. Dan itu hanya 48 jam setelah Jokowi mendapat mandat dari Mega untuk nyapres," imbuhnya.

Untuk diketahui, saat Jokowi-Ahok menjadi cagub dan cawagub pada Pilkada DKI 2012, adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, menjadi salah satu penyandang dana untuk kampanye pasangan ini. Setelah keduanya memenangi Pilkada, Hashim mengundurkan diri karena merasa tugasnya sudah selesai. Keterlibatan Hashim kala itu, menurut sejumlah kalangan, memungkinkan dirinya untuk mengetahui mengapa Jokowi didorong agar mengikuti Pilkada DKI, dan oleh siapa serta untuk tujuan apa.

Seorang caleg Gerindra dari salah satu dapil di Jakarta Selatan, dan ketika Pilkada DKI 2012 menjadi salah seorang anggota tim sukses Jokowi-Ahok, membenarkan sinyalemen Prabowo tentang capres boneka yang mengarah kepada Jokowi. Ia bahkan membenarkan adanya keterlibatan pengusaha James Riady sebagai penyandang dana Jokowi-Ahok, dan Jokowi for President.

"Tapi kalau soal China Connection-lah yang menjadikan dia sebagai capres boneka, saya malah belum tahu dan baru dengar," katanya.

Hingga kini pun belum ada tanggapan dari PDIP maupun dari Jokowi atas artikel yang ditayangkan VOA Islam dan akhirzaman.info. Entah apakah mereka belum tahu tentang tayangan artikel itu, atau karena mereka sengaja tidak menanggapinya? Wallahu'alam.

Tapi yang pasti, ketika Jokowi secara tidak langsung meminta Prabowo agar berpolitik dengan santun dan tidak menjelek-jelekkan capres lain, Prabowo membuat sebuah puisi yang dibacakan saat kampanye di GBK, Minggu (23/3/2014). Begini antara lain syair puisinya :

"Boleh berbohong, Asal santun
Boleh nipu, Asal santun

Boleh nyuri, Asal santun
Boleh khianat, Asal santun
Boleh jual negeri, Asal santun
"

Puisi ini dengan telanjang mengarah kemana, karena dengan maju sebagai capres meski telah berjanji akan menuntaskan lima tahun jabatannya (hingga 2017), Jokowi jelas telah berbohong dan berkhianat. VOA Islam dan akhirzaman.info bahkan melansir kalau ketika masih menjabat sebagai Walikota Solo, Jokowi diduga pernah melakukan korupsi. Tak heran jika dalam puisinya, Prabowo mengatakan; boleh nyuri asal santun.

Inilah tiga saja dari beberapa dugaan korupsi yang dilakukan Jokowi :
1. Jokowi terlibat dalam penggelapan/korupsi dana APBD untuk KONI Surakarta sebesar Rp. 10 miliar. Sebagian di alihkannya ke Persis secara melanggar hukum.
2. Jokowi terlibat korupsi dan suap dalam pelepasan aset pemda Solo, Hotel Maliyawan, dimana pelepasan aset gedung hotel sarat suap dan KKN. Mengenai suap dan korupsi Jokowi serta pelanggaran UU, PP, Perda, dll.
3. Korupsi Jokowi pada penyaluran dana BPMKS sebesar Rp. 9.9 miliar, dimana laporan realisasi 110.000 siswa namun faktanya ternyata kurang dari 65.000 siswa Solo. (Tamat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar