Sang Pemburu Berita |
- 2012, Dunia Makin Kacau
- Nasib Cagar Budaya di Jakarta - 3 (Kota Tua Kalah dengan "Lobang Tikus")
- Warga Mesuji Dibantai
- 2012, Tarif Parkir di Jakarta Naik Hingga 400%
- Nasib Cagar Budaya di Jakarta - 2 (4 Masjid Bersejarah Terancam Ambruk)
- Wartawan NTT Diserang Sekelompok Massa
Posted: 15 Dec 2011 09:24 AM PST 2012 agaknya memang tahun yang patut diwaspadai dan dikhawatirkan karena selain pada tahun itu diramalkan akan terjadi bencana yang amat dahsyat, yang dipercayai sebagian orang sebagai hari akhir dunia atau kiamat, para pengamat pun memprediksi bahwa pada tahun itu serangan melalui teknologi informasi akan semakin meningkat sehingga menimbulkan kekacauan. VIVAnews memberitakan, bahwa tahun 2011 ini dinilai sebagai tahun serangan-serangan dengan target khusus. Ini terlihat dengan banyaknya sertifikat digital legal yang dibajak, munculnya Stuxnet, serta hadirnya ancaman ke perangkat mobile. Tahun 2012, Symantec melihat akan ada tiga tren ancaman yang akan tumbuh. Tren pertama, ancaman-ancaman yang semakin canggih yang terus-menerus mengincar organisasi-organisasi yang berkaitan dengan kontrol industri. Survei Critical Infrastructure Protection (CIP) terbaru dari Symantec menemukan bahwa pada umumnya, tidak banyak perusahaan-perusahaan menggunakan program-program CIP. Hanya 37 persen dari perusahaan yang dengan lengkap menggunakan program-program tersebut tahun ini, berbeda dengan 2010 yang mencapai 56 persen. Jika digabungkan dengan penemuan terbaru mengenai ancaman Duqu, hasil-hasil survei tersebut sangat mengkhawatirkan, mengingat tujuan Duqu adalah mengumpulkan data intelijen, dokumen, desain, dan aset perusahaan-perusahaan. Diperkirakan, sangat mungkin pada 2011 merupakan fondasi bagi serangan Stuxnet berikutnya. "Tren keamanan, salah satunya di dunia industri, menjurus ke risiko pencurian data dan menciptakan kekacauan," kata Raymond Goh, Director System Engineering South Asia Symantec, di Jakarta, Kamis 15 Desember 2011. Kedua, saat penggunaan perangkat bergerak mengalami meningkat pesat, risiko yang timbul juga bertumbuh yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya. "Kami juga melihat dengan penggunaan mobile yang naik pesat, serangan bisa juga datang dari sistem wireless," katanya. Raymond mengatakan, saat ini perusahaan-perusahaan telah melihat adanya peningkatan produktivitas dan kegembiraan pada diri karyawan saat membawa komputer tablet ke lingkungan kerja. Namun, pengadopsian tablet secara cepat bisa membuat perusahaan jadi rentan kehilangan data akibat pihak dalam, baik yang dilakukan dengan maksud jahat maupun tidak. "Dengan adanya (komputer) tablet, perhatian beralih ke orang dalam yang tidak terdeteksi radar IT dalam mengakses dan mengirim data penting, dan dalam kasus orang dalam yang memiliki maksud jahat, mencuri hak kekayaan intelektual yang sangat rahasia," katanya. Tren ketiga yang diperkirakan akan marak pada 2012 adalah penyebaran kejahatan cyber dari penjahat bawah tanah ke arus utama bisnis. Ini ditandai dengan munculnya gelombang serangan-serangan dengan target khusus yang pada tahun ini pun telah terjadi. | ||
Nasib Cagar Budaya di Jakarta - 3 (Kota Tua Kalah dengan "Lobang Tikus") Posted: 15 Dec 2011 04:58 AM PST
Menurut Ketua Komunitas Sahabat Kota Tua, saat ini kawasan Kota Tua memang masih harus dibenahi karena kondisinya masih memprihatinkan. Indikasinya terlihat dari keberadaan pedagang kaki lima (PKL) yang tidak ditata dengan baik sehingga 'berceceran' dimana-mana, dan banyaknya bangunan-bangunan yang terancam ambruk. "Selain keempat masjid di Bandengan dan Pekojan, sebenarnya masih banyak lagi bangunan-bangunan yang juga harus diperbaiki. Tapi bangunan-bangunan ini milik BUMN, swasta dan perorangan, sehingga Pemprov DKI tidak memiliki kewajiban untuk merenovasinya," kata dia. Menurut data yang dihimpun, bangunan milik BUMD dan swasta yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya ada 11 unit, sedang yang milik perorangan ada dua unit. Dari 11 bangunan milik BUMN dan swasta tersebut, dua di antaranya milik PT Kerta Niaga yang berlokasi di Jalan Kali Besar Timur dan Jalan Pintu Besar Utara. Anggota DPRD DKI Jakarta Ashraf Ali menilai, penanganan heritage di Jakarta kalah jauh dibanding dengan di Vietnam, meski "tampilan" heritage di Jakarta, khususnya Kota Tua, jauh lebih menjanjikan dan lebih potensial untuk dapat mendatangkan wisatawan sebanyak mungkin. Di Vietnam, katanya, ada sebuah lokasi wisata yang dinamakan Lobang Tikus, atau dalam bahasa setempat disebut Cu Chi. Lokasi wisata berupa terowongan di bawah tanah ini tidak terlalu luas, namun panjang sekali karena membentang dari gerbang Saigon hingga perbatasan Kamboja. Sebagian besar panjang terowongan ini berada di dalam hutan. Meski demikian, terowongan yang dibangun pada 1940-1950 itu mampu menarik wisatawan hingga jutaan orang per tahun, dan menjadi lokasi wisata terpavorit di Vietnam. "Anda bisa bayangkan, hanya sebuah terowongan sempit seperti itu, Vietnam mampu mendapatkan income yang luar biasa. Mengapa kita tidak?" katanya. Politisi Partai Golkar ini menilai, kalahnya pamor Kota Tua dengan Lobang Tikus karena Lobang Tikus dikemas dengan menarik. Hanya dengan biaya US $ 10, orang tak hanya bisa memasuki terowongan dari awal hingga akhir, tetapi juga diberikan pemandangan yang menarik seperti replika patung para pejuang Vietnam yang bertempur melawan tentara Perancis dan Amerika, pesawat-pesawat yang digunakan saat perang berlangsung, diberi tontonan video yang menggambarkan perang Vietnam, dan diberi senapan asli dengan 10 butir peluru asli untuk ditembakkan ke sasaran yang disediakan. "Kalau kita ke Kota Tua, yang kita lihat hanya museum dan koleksinya. Kalau pun ada event, kebanyakan temporer. Coba kalau di situ juga disediakan sesuatu yang membuat orang tak hanya lebih memahami sejarah Jakarta, tapi juga suguhan-suguhan yang berkesan, kawasan itu pasti maju," kata dia. Dari data yang dihimpun diketahui, event rutin yang diselenggarakan di Kota Tua yang berpusat di Museum Sejarah Jakarta adalah Batavia Art Festival. Ini pun hanya setahun sekali. Dari tahun ke tahun, jumlah pengunjung Museum Sejarah Jakarta memang meningkat. Pada 2009, pengunjung museum ini 301.868 orang, pada 2010 sebanyak 460.236 orang, dan pada Januari-September 2011 sebanyak 340.098 orang. Namun jumlah pengunjung museum yang lain, seperti Museum Wayang, Museum Keramik dan Museum Batik jauh di bawah angka ini. Bahkan tak mencapai ribuan orang per tahun. "Ya, museum-museum itu memang sepi pengunjung. Kita juga tak tahu kenapa," kata Triutami, staf Administrasi dan Tata Usaha Museum Sejarah Jakarta. (Tamat) | ||
Posted: 14 Dec 2011 06:12 PM PST Puluhan warga Mesuji, Lampung, mengadu ke Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat. Didampingi sejumlah tokoh, mereka melaporkan pembunuhan keji pada awal tahun 2011 saat terjadi upaya penggusuran atas tanah pertanian mereka. Dalam pengaduannya ke Komisi III ini, warga Lampung yang diwakili oleh kuasa hukumnya, Bob Hasan, memutar video kekerasan yang diduga dilakukan oleh orang-orang berseragam. Dalam video itu tampak adanya aksi pembantaian keji oleh orang-orang berseragam aparat. Yang menghebohkan adalah dua video yang merekam proses pemenggalan dua kepala pria. Sementara tampak satu pria bersenjata api laras panjang dengan penutup kepala memegang kepala yang terpenggal. Selain merekam pembunuhan keji lainnya, video lain memperlihatkan kerusakan rumah penduduk. "Bangunan ibadah dihancurkan, hasil panen singkong juga dirampas. Aparat juga melakukan pemerkosaan terhadap janda, pada saat penggusuran," kata Bob Hasan di Gedung DPR, Rabu 14 Desember 2011. Dipicu sengketa lahan Peristiwa ini berawal dari perluasan lahan oleh perusahaan PT Silva Inhutani sejak tahun 2003. Perusahaan yang berdiri pada 1997 itu, diduga menyerobot lahan warga untuk ditanami kelapa sawit dan karet. Mantan anggota DPR Mayor Jenderal (Purn) Saurip Kadi yang ikut mendampingi warga mengatakan, perusahaan itu kesulitan mengusir penduduk, dan kemudian meminta bantuan aparat. Selain meminta bantuan aparat, perusahaan itu juga membentuk kelompok keamanan sendiri. "Mereka bentuk Pam Swakarsa untuk membenturkan rakyat dengan rakyat, tapi di belakangnya aparat. Ketika warga mengadu ke aparat tidak dilayani. Intimidasi dari oknum aparat dan pihak perusahaan sangat masif di sana," kata Saurip. Dalam aksi penggusuran itu, setidaknya ada 30 korban tewas dan ratusan warga terluka sejak tahun 2009 sampai 2011. PT Silva Inhutani membantah adanya pembantaian keji sebagaimana santer diberitakan. Mereka yakin tidak ada peristiwa sadistis yang terjadi di lokasi perusahaan mereka. "Indonesia itu negara hukum, bagaimana mungkin bisa terjadi peristiwa seperti itu?" kata Sudirman yang mengaku sebagai staf akunting PT Silva Inhutani kepada VIVAnews.com lewat telepon, Rabu 14 Desember 2011. Sebelumnya, dua staf di perusahaan itu menyatakan Sudirman adalah pejabat di perusahaan itu yang membawahi masalah Lampung. Menurut Sudirman, tudingan itu sama sekali tidak benar. "Masak ada pembantaian tapi tidak ada aparat yang menghalangi? Belum pernah ada kejadian seperti itu," ujar Sudirman. 120 petani ditahan Sementara salah satu penduduk yang menjadi korban dari Desa Simpang Pematang, Mesuji, Mathias Nugroho, meminta kepada para anggota Komisi Hukum untuk mendesak Kepolisian memberi perlindungan kepada warga. Hingga saat ini warga terus dihantui rasa takut. Mathias menceritakan, setidaknya ada 120 warga yang ditahan Kepolisian. Salah satunya, ayahnya, Yudas, dengan sangkaan menduduki lahan tanpa izin. "Bapak saya ditahan sudah tujuh bulan. Sudah divonis satu tahun di pengadilan. Yang lain ada yang masih ditahan. Ada juga yang sudah bebas," kata Mathias. Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Ifdhal Kasim, menyatakan ini kasus lama yang terjadi pada awal 2011. Komnas HAM, menurut Ifdhal, bahkan sudah sejak lama melaporkan kasus tersebut kepada pihak yang berwajib. "Tapi belum ada tindakan sampai sekarang, seperti dibiarkan," kata Ifdhal ketika dihubungi VIVAnews, Rabu 14 Oktober 2011. Ifdhal menjelaskan, pembunuhan di Mesuji terjadi karena konflik antarmasyarakat. "Preman-preman pemilik tanah diduga membunuh petani yang menyerobot tanah suatu perusahaan," ujar Ifdhal. Lebih lanjut ia bahkan mengungkapkan, pembunuhan semacam itu bukan hanya terjadi sekali di Lampung. "Selain Mesuji, terjadi juga di Kabupaten Tulang Bawang, Lampung. Di sana memang daerah yang sangat keras," kata Ifdhal. Video pembunuhan-pembunuhan itu, kata Ifdhal, bahkan sudah lama beredar di publik. Soal pelaku pembunuhan yang diduga melibatkan aparat penegak hukum, Ifdhal mengaku tidak tahu pasti. "Kami belum mendapat indikasi yang jelas. Ada juga yang bilang, (oknum berseragam) itu adalah preman-preman dari perusahaan yang punya tanah," kata Ifdhal. Menanggapi hal ini, anggota komisi Hukum dari Fraksi Golkar Bambang Soesatyo yang saat itu memimpin pertemuan dengan warga Lampung mengatakan, akan segera menindaklanjuti kasus ini. "Telah terjadi perbuatan biadab oleh PT Silva Inhutani dan kami, Komisi 3, akan melakukan langkah-langkah selanjutnya," kata dia. Sementara itu, anggota komisi hukum dari fraksi Partai Golkar Nudirman Munir meminta menghadirkan Kapolda Lampung pada saat rapat dengan Kapolri dengan Komisi III, Rabu malam. Komisi III meminta rekaman video itu untuk dijadikan barang bukti. "Nanti akan kami tunjukkan ke Kapolri," kata Bambang. Reaksi Polri Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo pun memberikan penjelasan terkait isu pembantaian massal 30 petani di Lampung, di Komisi III Bidang Hukum DPR. Menurutnya ada dua kejadian di wilayah Mesuji. Pertama di kecamatan Mesuji, Sumatera Selatan, 21 April 2011. Sedangkan untuk Mesuji, Lampung, terjadi 11 November 2011. "Wilayah Mesuji memang berada di Sumsel dan Lampung. Keduanya memang satu batas dan berdekatan," kata Timur di DPR, Jakarta, Rabu 14 Desember 2011. Lokasi keduanya itu bisa ditempuh sekitar 4 jam dari Polres. Timur menjelaskan, untuk kejadian di Mesuji (Sumsel), masalah berawal saat ada sengketa lahan. Sebelumnya, sengketa itu dimediasi pemerintah daerah. Namun, pada 21 April 2011, terjadi pengeroyokan. "Sekarang ada 6 tersangka yang menjalani peradilan. Tinggal menunggu sidang," kata dia. Sedangkan untuk kejadian di Mesuji (Lampung), itu juga disebabkan adanya sengketa lahan. Tetapi kejadiannya terjadi pada 11 November 2011. "Saat itu ada warga disandera oleh warga lainnya. Polisi lalu datang untuk mengevakuasi. Tapi di tengah jalan dihadang. Polisi kemudian melakukan penembakan," jelasnya. Kapolri menambahkan, saat ini polisi membawa senjata sudah disita dan diproses di pengadilan. Soal video itu, Mabes Polri akan terus melakukan penyelidikan, dan akan melindungi perekam video pembantaian petani di Mesuji, Lampung, itu. Polisi mencari keterangan tambahan dari pelapor. "Prinsipnya, Polri akan melindungi siapapun. Bahkan tersangka pun kalau mau digebukin orang harus kami lindungi," kata Kabareskrim Komjen Sutarman di Gedung DPR, Jakarta, Rabu 14 Desember 2011. Namun Sutarman masih merahasiakan siapa pelapor video tersebut. "Kalau pemberi informasi saya sebut namanya kan nanti tidak mau kasih informasi lagi," ujarnya. Polisi, lanjut Sutarman, juga akan mencari informasi mengenai peristiwa pembantaian tersebut. "Kita cari dari mana sumbernya. Kalau kita bicara logika masa iya sih orang sadis gitu," ujarnya. | ||
2012, Tarif Parkir di Jakarta Naik Hingga 400% Posted: 14 Dec 2011 05:30 PM PST Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) menyatakan pertumbuhan jumlah kendaraan yang tinggi membuat kepadatan di jalan semakin tidak terkendali. Bertambahnya volume kendaraan itu juga mendatangkan sejumlah konsekuensi baru. "Pertumbuhan kendaraan yang luar biasa yaitu sekitar 11-12 persen per tahun menjadikan beban jalan semakin hari semakin berat. Dampak jaringan jalan yang begitu padat menimbulkan banyak masalah," ujar anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Iskandar Abu Bakar di Jakarta. Menurut Abu Bakar, masalah yang dimaksud adalah kurangnya disiplin dari pengguna jalan dari kalangan pengguna kendaraan pribadi sehingga kemacetan ibukota semakin menjadi. "Disiplin pemakai jalan cenderung turun karena ingin cepat sampai ke tujuan seperti penggunaan trotoar oleh sepeda motor," jelasnya. Untuk mengatasi makin tingginya pengguna kendaraan bermotor, menurut Abubakar, salah satu pemecahannya adalah dengan menaikkan tarif parkir setinggi mungkin. "Bisa diimplementasikan dengan UU Daerah, jadi tidak perlu bikin Peraturan Pemerintah baru lagi" katanya. Menurut ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta, Azas Tigor Nainggolan, pihaknya setuju dengan opsi penaikan tarif parkir yang akan di berlakukan pada 2012 nanti dimana dalam revisi Perda Nomor 5 Tahun 2009 tentang Perparkiran diusulkan kenaikan tarif parkir sebesar 400 persen. "Saya setuju kalau tarif parkir dinaikkan menjadi 400 persen. Tetapi bukan untuk cari uang ya, tapi untuk mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi," kata Ketua DTKJ Azas Tigor Nainggolan. Dalam penerapan tarif parkir tersebut, Tigor mengusulkan dibagi dalam tiga zona, yakni zona pinggir kota, zona tengah kota, dan zona pusat kota. "Kalau lebih dekat ke pusat, tarif parkirnya semakin mahal. Kalau lebih ke pinggir, jadi makin murah. Tidak bisa disamakan tarif parkir di pinggir kota dan pusat kota," kata Tigor. Opsi lainnya yakni dengan penertiban parkir liar yang menggunakan pinggir jalan utama. "Dishub serta kepolisian harus bersinergi bersama untuk tertibkan parkir liar tersebut," ujar Tigor. Sebelumnya, unit Pelaksana Teknis (UPT) Perparkiran DKI Jakarta berencana menaikkan tarif parkir pada 2012 mendatang. Saat ini revisi Perda No. 5 Tahun 2009 tentang Perparkiran sedang dibahas di DPRD DKI Jakarta. Diperkirakan, akhir tahun ini pembahasan selesai dilakukan. Sementara itu, Kepala UPT Perparkiran DKI Jakarta Enrico Vermy mengatakan kenaikan mungkin diberlakukan tahun depan. "Setelah revisi perda diketok palu. Tapi kami belum bisa memastikan bulan apa diberlakukan," kata Enrico di Jakarta, Rabu, 14 Desember 2011. Menurutnya ini dilakukan untuk menggenjot Pendapatan Asli Daerah dari retribusi parkir. Di tahun ini, pihaknya menargetkan pendapatan parkir sebesar Rp21,4 miliar. Hingga November 2011, telah terealisasi Rp20 miliar. Enrico menyebut besaran kenaikan parkir itu akan dibedakan berdasarkan golongan. Untuk Golongan A, yaitu kawasan perkantoran yang berada di pusat kota, tarifnya lebih mahal. Besaran kenaikan bahkan ada yang mencapai 400 persen. Pada Golongan A, untuk sedan dan sejenisnya yang semula Rp1.000 di jam pertama menjadi Rp4.000 dan berlaku juga untuk jam berikutnya. Untuk bus dan sejenisnya, yang semula Rp2.000 di jam pertama, menjadi Rp6.000 dan berlaku untuk jam berikutnya. Untuk sepeda motor yang semula Rp500 menjadi Rp2.000 untuk sekali parkir. Pada Golongan B, atau kawasan pinggir kota, untuk sedan dari yang semula Rp1.000 menjadi Rp2.000 untuk satu kali parkir. Untuk bus yang semula Rp2.000 menjadi Rp6.000 untuk satu kali parkir. Sepeda motor semula Rp500 menjadi Rp1.000. Tarif yang sama berlaku di semua area parkir, yakni tepi jalan umum, lingkungan parkir, pelataran parkir, dan gedung parkir. | ||
Nasib Cagar Budaya di Jakarta - 2 (4 Masjid Bersejarah Terancam Ambruk) Posted: 14 Dec 2011 05:03 PM PST
Data yang dihimpun pada pekan kedua Desember 2011 lalu menyebutkan, bangunan cagar budaya yang terancam ambruk di antaranya adalah empat unit masjid di kawasan Kota Tua yang masuk wilayah Kelurahan Pekojan dan Bandengan, Jakarta Barat. Yakni Masjid Langgar Tinggi yang dibangun pada 1829, Masjid Al Anshor yang dibangun pada 1648, Masjid Kampung Baru yang dibangun pada 1748, dan Masjid Jami Annawier yang dibangun pada 1760. Menurut Ketua Komunitas Sahabat Kota Tua, Mansyur Amin, kondisi keempat masjid ini sangat memprihatinkan karena rusak parah. Di antara masjid-masjid itu ada yang tiang-tiangnya sudah lapuk dan keropos akibat dimakan rayap, dindingnya retak-retak, bocor di sana-sini akibat genting yang pecah-pecah dan eternit yang tidak utuh lagi, dan sebagainya. "Yang mengkhawatirkan, meski kondisinya sudah demikian, warga masih saja menggunakan masjid-masjid itu. Padahal kemungkinan masjid itu bakal ambruk, bisa sangat mungkin dan dapat terjadi sewaktu-waktu. Apalagi karena Masjid Jami Annawier misalnya, itu terakhir direnovasi pada 2003. Setelah itu, menurut pengurusnya, tidak pernah lagi. Sedang untuk memperbaikinya sendiri, pengurus tidak punya dana karena sumbangan dari masyarakat sangat sedikit," kata dia. Selain banyaknya bangunan heritage yang terkesan sengaja tidak dirawat, ternyata, meski kasawan Kota Tua tercatat telah dua kali direvitalisasi, yakni pada 1973 dan 2008, dan pada 2010 lalu dimasukkan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dalam daftar 15 Destination Management Organization (DMO), namun hingga kini masih banyak bangunan tua di kawasan seluas 846 hektar itu yang belum dijadikan sebagai cagar budaya. Meski memenuhi kriteria. Dalam pasal 5 UU No 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, pemerintah menetapkan lima kriteria benda, bangunan, atau struktur yang dapat dijadikan sebagai Cagar Budaya. Di antaranya telah berusia lebih dari 50 tahun dan memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan kebudayaan. Data yang dibeberkan Komunitas Sahabat Kota Tua menyebutkan, di kawasan Pekojan ada sebuah rumah yang menurut penghuninya telah berusia sekitar 100 tahun lebih. "Rumah itu dibangun oleh keluarga Arab bernama Alatas, tapi sekarang ditempati sebuah keluarga Tionghoa. Kondisi rumah bergaya Belanda itu sangat memprihatin karena sebagian atapnya telah hilang dan sebagian ubinnya juga telah hilang," jelas Mansyur. Ketua Komunitas Sahabat Kota Tua ini mensinyalir, masih banyak rumah-rumah sejenis yang bernasib sama; belum dijadikan cagar budaya. "Karena itu saat ini kami sedang melakukan survey. Kami berharap, survey ini dapat menyelamatkan bangunan-bangunan itu dari kehancuran atau kepunahan," katanya. Pertanyaannya sekarang, apa yang dilakukan jajaran Pemprov DKI Jakarta saat dua kali melakukan revitalisasi? Bukankah program itu menyedot anggaran yang tidak sedikit? Dan mengapa pula ada bangunan cagar budaya yang kini kondisinya begitu memprihatinkan? Padahal pada APBD 2011 saja, anggaran Pemeliharaan Benda Cagar Budaya sekitar Rp197 juta. Anggota DPRD DKI Jakarta Ashraf Ali mengatakan, ini merupakan dampak lemahnya kinerja pejabat yang bertanggung jawab atas pelestarian cagar budaya. Dulu, tanggung jawab ini diemban oleh Dinas Permuseuman dan Kebudayaan, namun setelah Dinas Permuseuman dihilangkan dan fungsinya dialihkan kepada Disparbud, maka tanggung jawab Disparbud lah yang kini harus membenahi semua persoalan itu. "Saya berharap penanganan cagar budaya ke depan akan jauh lebih baik. Jika tidak, saya akan meminta agar anggaran Disparbud diaudit," tegas politisi Golkar itu. (bersambung) | ||
Wartawan NTT Diserang Sekelompok Massa Posted: 14 Dec 2011 04:50 PM PST Kekerasan terhadap wartawan kembali terjadi. Kali ini dialami wartawan Nusa Tenggara Timur (NTT). Serangan bahkan menewaskan anak korban yang baru berusia satu bulan. Seperti dilansir Tribun News, Kamis 15 Desember 2011, wartawan tersebut bernama Dance Henukh, dan bekerja untuk Rote Ndao News. Penyerangan dilakukan sekelompok massa terhadap rumah korban yang berlokasi di Desa Kuli, Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao, NTT, sebanyak dua kali pada Sabtu (10/12/2011) dan Senin (12/12/2011). Saat penyerangan dilakukan, massa melempari rumah Dance dengan batu. Ketua AJI Kupang, Yemris, Rabu (14/12/2011), mengatakan, laporan yang dia dapatkan penyerangan ini menewaskan Gino Novidri Henukh, anak kandung Dance yang baru berusia 1 bulan. "Kami sangat menyesalkan kekerasan seperti ini terjadi," katanya. Diduga kekerasan terhadap wartawan Rote Ndao News ini terkait dengan pemberitaan tentang dugaan korupsi dana ADD serta dana pembangunan rumah translok senilai Rp 3,1 miliar d i wilayah itu. |
You are subscribed to email updates from Sang Pemburu Berita To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar