Minggu, 11 Desember 2011

Sang Pemburu Berita

Sang Pemburu Berita


Kecawa Pada Pemerintahan SBY, Mahasiswa Bakar Diri

Posted: 10 Dec 2011 11:36 AM PST

Sondang Hutagalung.
Aksi berani namun tragis ditunjukkan Sondang Hutagalung, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bung Karno, Jakarta. Hanya gara-gara kecewa pada pemerintahan Presiden SBY yang jauh dari harapan, dia nekat membakar dirinya sendiri di depan Istana Negara Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (7/12/2011).

Semula, saat kejadian hingga Kamis (8/12/2011), identitas Sondang sama sekali tak dapat dikenali karena selain tubuh pemuda itu terbakar hingga 90%, juga kartu identitas pada dompet di saku celana belakangnya, ikut terbakar.

Jati diri Sondang mulai terungkap setelah Koordinator Eksekutif Kontras Haris Azhar mengungkapkan jatidiri pemuda yang juga aktivis dan tergabung dalam Komunitas Sahabat Munir itu. Ia merasa yakin kalau pelaku aksi bakar diri tersebut adalah Sondang, karena selain pemuda tersebut tidak nampak dalam beberapa hari terakhir, juga perawakan tinggi besar pemuda itu mirip dengan pelaku aksi bakar diri tersebut.


Sondang dievakuasi usai bakar diri.
"Membakar diri di depan istana merupakan bentuk kekecewaannya terhadap istana, kekecewaan terhadap presiden," terangnnya di UGM Yogyakarta, Sabtu (10/12).

Selama ini Sondang dikenal sebagai sosok yang selalu resah dan apatis terjadap kondisi negara saat ini yang berada di bawah kepemimpinan SBY. Pemuda ini bahkan diketahui memiliki komitmen kuat pada persoalan hak asasi manusia, kesejahteraan rakyat, buruh, dan lain-lain.

Haris mengaku menyayangkan tanggapan juru bicara Presiden yang mengatakan tindakan tersebut tidak ada hubungannya dengan politik. Jika tidak ada hubungannya dengan Istana, ia lalu mempertanyakan, mengapa dilaksanakannya di depan Istana?


Saat aksi dilakukan.
Haris mengungkapkan cara tersebut memang bukan cara yang dibenarkan untuk berekspresi. Walau demikian, Kontras akan tetap mengawalnya. Pasalnya, pesan yang ingin disampaikan Sondang adalah pesan kemanusiaan.

"Kita akan meneruskan pesannya ke pemerintah dan meminta pemerintah bertanggung jawab dan membebaskan seluruh biaya pengobatan," ujarnya.

Untuk tahap pertama, Kontras berkomunikasi dengan pihak rumah sakit, polisi, dan keluarga.

(dari berbagai sumber)

Nunun Dibekuk Kepolisian Thailand di Bangkok

Posted: 10 Dec 2011 10:09 AM PST

Meski buron berbulan-bulan dengan berpindah dari satu negara ke negara lain, Nunun Nurbaeti, istri mantan Wakapolri yang kini menjadi anggota Komisi III DPR RI Jenderal Purnawirawan Adang Daradjatun, akhirnya tertangkap juga. Tersangka kasus dugaan suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia itu ditangkap kepolisian Thailand pada Rabu (7/12/2011) sore, dan diserahkan kepada KPK, Sabtu (10/12/2011).

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Chandra M Hamzah menjelaskan, Nunun ditangkap kepolisian Thailand di sebuah rumah di kawasan Bangkok, ibukota Thailand. Penangkapan ini kemudian diberitahukan kepada Kedutaan Besar RI (KBRI), dan KBRI memberitahu KPK.

"Setelah diberitahu, kami berkoordinasi dengan KBRI untuk penerbitan SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor," imbuhnya.

Setelah SPLP keluar, pada Kamis (8/12/2011) KPK mengirim tim yang dipimpin langsung oleh Chandra M Hamzah terbang ke Bangkok untuk berkoordinasi dengan kepolisian kota itu, dan memulangkan Nunun ke Jakarta. Pemulangan dilakukan Sabtu (10/12/2011) dengan pesawat Garuda No Penerbangan GA-879 dengan rute Bangkok-Jakarta. Dalam perjalanan itu lah kepolisian Bangkok secara resmi menyerahkan Nunun kepada.

Keterlibatan Nunun dalam kasus suap pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia berkali-kali disebut dalam persidangan dengan terdakwa 30 anggota DPR RI periode 2004-2009 yang terlibat kasus ini. Di antaranya Agus Tjondro dan Dudhie Makmun Murod dari Fraksi PDI Perjuangan. Dalam persidangan terungkap, cek pelawat yang diterima para terdakwa itu yang digunakan untuk 'jalan-jalan' ke luar negeri, diterima para terdakwa dari Arie Malangjudo dengan tujuan agar para terdakwa memilih Miranda Swaray Goeltom menjadi Gubernur BI. Jumlah cek yang dibagikan mencapai 480 lembar dngan nilai Rp24 miliar. Arie juga ikut menjadi terdakwa dalam kasus ini.

Nunun buron tak lama setelah kasus ini terungkap pada awal 2011. Ia diketahui pertama kali melarikan diri dengan pesawat Lufthansa LH 0779 tujuan Frankfurt, Jerman, pada 23 Februari 2010 pukul 19.06 WIB. Kala itu ia menggunakan Paspor Biasa. Namun kemudian tersiar kabar kalau dirinya berasa di Thailand, Singapura, Vietnam, Kamboja, dan Laos, hingga akhirnya ditangkap di Bangkok, Thailand.

Nunun tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada pukul 18.17 WIB. Pesawatnya mendarat di Terminal Kedatangan 2E. Namun, puluhan wartawan yang menunggu-nunggu kedatangannya, gagal mendapatkan momen penting tersebut karena oleh KPK, Nunun tidak dibawa keluar melalui pintu umum, melainkan melalui sebuah jalur khusus. Nunun bahkan mendapatkan pengawalan dan pengamanan yang amat ketat ketika tiba di gedung KPK di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Dia bukan saja mengenakan rompi antipeluru, tapi juga dilindungi sekitar 50 personil kepolisian, plus tim gegana.

Ketatnya pengamanan Nunun ini diakui AKBP Yossie Paulus, Kepala Bagian Operasional Polres Metro Jakarta. "Ya, betul, dia memang kita beri pengamanan ekstra untuk mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan," katanya.

Nunun tiba di KPK sekitar pukul 19.30 WIB dengan mobil Panther silver bernomor polisi B 2375 GU, plus lima mobil pengiring. Ia juga didampingi pengacaranya yang ikut menjemput di Bandara Soekarno-Hatta. Tak lama setelah tiba di KPK, Nunun dikunjungi keluarganya. Mantan anggota DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera yang terjerat kasus Bank Century, Muhamad Misbakhun, juga mengunjunginya.

"Saya ke KPK karena ingin bersilaturahmi dengan keluarga Bu Nunun," kilah Misbakhun kepada pers..

Hingga Sabtu (10/12/2011) KPK belum tahu Nunun akan dititipkan di rumah tahanan yang mana, namun isu yang beredar menyebutkan, Nunun akan dititipkan di Rutan Pondok Bambu. 


(diolah dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar