Sang Pemburu Berita |
- 23 Gunung Ancam Keselamatan Penduduk
- Jelang Natal, Indonesia Diramal Alami 3 Gempa Besar
- Nasib Cagar Budaya di Jakarta - 1 (Rawan Punah)
- Tiket Kereta ke Jawa Telah Habis
23 Gunung Ancam Keselamatan Penduduk Posted: 13 Dec 2011 05:56 AM PST
VIVAnews.com, Rabu 13 Desember 2011 memberitakan bahwa saat ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali menetapkan 5 dari 127 gunung berapi aktif di Indonesia dalam status siaga (level III), dan ada 18 yang berstatus waspada. Dari lima gunung yang berstatus siaga (level III), satu di antaranya masih meletus, yakni Gunung Gamalama, dan satu lagi terus menerus menimbulkan gempa serta menyemburkan asap ke udara, yakni Anak Krakatau. Tiga gunung lainnya yang berstatus siaga dan merupakan pertanda akan meletus juga adalah Papandayan, Karangetang, dan Lokon. Sementara itu, 18 gunung yang berstatus waspada adalah Gunung Sindoro, Anak Ranakah, Tambora, Lewotobi Laki-laki, Soputan, Ibu, Lewotobi Perempuan, Marapi, Bromo, Dieng, Gamkonora, Sinabung, Talang, Kerinci, Semeru, Sangeangapi, Dukono, dan Sorik Marapi. Penduduk di sekitar Gunung Sindoro bahkan telah ada yang mengungsi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengungkapkan, terhitung tanggal 12 Desember 2011, pukul 16.00 WIB, Gunung Sorik Marapi, Sumatera Barat, dinaikkan statusnya dari normal (level I) ke waspada (level II). Dalam status waspada, pihaknya meminta masyarakat di sekitar Sorik Marapi untuk tetap tenang, dan mengikuti arahan BPBD setempat. "Masyarat tidak boleh mendekati dalam radius 1.5 KM dari kawah aktif. Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di kawasan rawan bencana II agar tetap waspada," kata Kepala Humas BNPB, Sutopo, dalam keterangan tertulis kepada VIVAnews.com. Sedangkan perkembangan terakhir Gunung Gamalama, PVMBG mencatat telah terjadi rangkaian letusan pada 12 Desember 2011, tepatnya pukul 17.52, 18.04, 18.05 dan 18.06 WIT. "Asap letusan berwarna kelabu, dengan ketinggian masing-masing 500, 1000, 1000 dan 1500 M dari puncak," ujar Sutopo mengakhiri perbincangan. | ||||
Jelang Natal, Indonesia Diramal Alami 3 Gempa Besar Posted: 13 Dec 2011 05:38 AM PST
Seperti dilansir VIVAnews, Raby (14/12/2011), situs tersebut meramal, lindu akan melanda sepanjang pantai Barat Sumatera sampai Bali dengan kekuatan besar, yakni hingga 7 skala Ritcher (SR). Sejumlah wilayah Indonesia yang diprediksi gempa adalah: Wilayah Utara Sumatera, sekitar 500 kilometer dari Medan. Diprediksi gempa dengan magnitud 4,5 sampai 6,5 SR, terjadi sekitar 20 Desember 2011 -- kurang lebih tiga hari sebelum atau sesudah. Di waktu yang sama, juga diramalkan terjadi lindu di wilayah selatan Sumatera, sekitar 350 kilometer Bengkulu Utara, dengan kekuatan 5,0 sampai 7 SR. Ramalan yang ketiga, dalam waktu hampir sama, diprediksi terjadi gempa di Selat Sunda, wilayah selatan Sumatera sampai wilayah Jawa dengan magnitud 4,3 sampai 6,3 SR (lebih detil, KLIK DI SINI). Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam Andi Arief, melalui asistennya, Basroni, meminta masyarakat tak panik. "Apa yang dirilis oleh DR RJ Robert Ph.D bukan hal baru, walaupun informasinya menjadi penting karena ada perkiraan waktu terjadinya," kata Basroni, dalam rilis yang diterima VIVAnews. Basroni mengatakan, walau sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi waktu akan terjadinya gempa secara tepat, tapi kita tetap harus selalu waspada terhadap potensi bencana alam termasuk gempa. "Karena itu adalah semangat dari mitigasi menghadapi bencana alam terkait wilayah Indonesia yang memang merupakan zona rawan bencana." Seperti diketahui, selain Mentawai, Selat Sunda, Selatan Jawa sampai Bali adalah daerah-daerah yang berpotensi megathrust. "Peningkatan kewaspadaan adalah faktor penting. Pemda dan BPBD seperti yang Sumatera Barat selalu meningkatkan kewaspadaan, patut diapresiasi," kata Basroni. " Gempa dan tsunami bukan untuk ditakuti, tapi untuk dihadapi dengan teknologi termasuk dengan budaya mitigasi." Pakar gempa LIPI, Danny Hilman mengatakan, hingga saat ini belum ada teknologi yang sahih bisa meramalkan gempa. Jadi, masyarakat tak perlu khawatir terhadap isu-isu terjadinya gempa. Meski, harus terus waspada. "Bisa saja mereka mengklaim bisa meramal gempa dengan berbagai cara. Tapi, buktinya, belum ada teknik atau metode meramal gempa yang diakui secara ilmiah," tegas dia. | ||||
Nasib Cagar Budaya di Jakarta - 1 (Rawan Punah) Posted: 13 Dec 2011 05:18 AM PST
Berikut tulisan yang saya ambil dari rubrik telisik Koran Kota edisi 13-20 Desember 2011 yang saya bagi dalam tiga postingan. Selamat membaca. Juni 2009, publik Jakarta disuguhkan oleh gencarnya pemberitaan media cetak, online dan elektronik tentang perombakan sebuah bangunan cagar budaya tipe A yang berlokasi di Jalan Teuku Umar No 42-44, Menteng, Jakarta Pusat, yang dihuni pengusaha Hartati Murdaya. Bangunan peninggalan zaman Belanda itu diubah menjadi bangunan modern dua lantai, sehingga keaslian struktur dan disain bangunannya hilang sama sekali. Padahal, Perda DKI No 9 Tahun 1999 tentang Pelestarian Pemanfaatan Lingkungan dan Bangunan Cagar Budaya, tegas menyatakan bahwa bangunan cagar budaya tipe A tidak boleh diubah. Jikapun penghuni bangunan ingin merehab, maka harus tetap sesuai dengan struktur dan desain bangunan aslinya. Kini, jika kita jalan-jalan ke Jalan Cik Dik Tiro, juga di kawasan elit Menteng, Jakarta Pusat, dan singgah di kavling No 62, kita akan disuguhi pemandangan yang sangat berbeda dan menimbulkan keprihatinan karena dulu, di lahan seluas 863 m2 pada kavling tersebut terdapat sebuah rumah yang telah berkali-kali digunakan para kreator dari bidang seni untuk syuting film dan video klip musik. Film yang menggunakan bangunan itu sebagai salah satu setting utamanya adalah "Kabut Sutra Ungu" yang dibintangi Jenny Rachman, dan "Dunia Tanpa Koma" yang dibintangi Dian Sastrowardoyo. Sedang video klip yang menggunakan bangunan itu sebagai setting utama adalah video klip lagu "Peri Cintaku" yang didendangkan Marcell Siahaan, dan "Asmara" yang dinyanyikan Novia Kolopaking. Bahkan pada 1993, bangunan itu dianugerahi penghargaan oleh Gubernur DKI Jakarta Surjadi Soedirdja. Mengapa bangunan itu begitu menarik perhatian dan istimewa? Jawabannya sederhana; karena rumah yang pada 1993 ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya tersebut memiliki struktur dan desain bagunan khas era pemerintahan kolonial Belanda. Rumah yang dibangun pada 1932 itu bercat putih dan memiliki banyak jendela. Di halaman depan dan samping rumah terhampar taman yang ditata apik dan ditumbuni berbagai jenis tanaman bunga, dan dindingnya dirambati tanaman rambat. Jika bunga-bunga tanaman itu yang berwarna-warni mekar, rumah itu nampak sangat asri, indah dan memesona. Apalagi karena taman juga dihiasi sebuah sangkar berisi beberapa ekor burung dara yang senantiasa hinggap dan berterbangan ke sana ke mari dengan bebasnya. Tak heran jika rumah seluas 350 m2 itu memiliki sedikitnya tiga julukan, yakni Rumah Antik, Rumah Cantik, dan Rumah Bunga.
Sayang, tindakan P2B terlambat karena pekerja perehab rumah itu telah mencopoti kaca, teralis antik dan kusen seluruh jendela dan pintu, serta meruntuhkan sebagian dinding dan atap bagian depan rumah. Setelah disegel, rehab tidak dapat dilanjutkan dan rumah itu terbengkalai. Kini rumah itu tak ubahnya bagai reruntuhan sebuah bangunan yang tak penting dan tak menarik, dengan ilalang dan semak tumbuh dimana-mana. Tanaman yang merambat di dinding pun tak lagi terurus. Begitu pula tanaman-tanaman bunga, sehingga sebagian besar mati dan rumah tak asri lagi. Hendri (35), warga yang tinggal tak jauh dari Rumah Cantik, mengaku sangat menyayangkan penghancuran rumah itu karena banyak orang, termasuk dirinya, menyukai rumah itu, sehingga ada yang menjulukinya sebagai Rumah Antik, Rumah Cantik atau Rumah Bunga. "Seingat saya, rumah itu mulai dihancurkan sekitar sembilan bulan yang lalu atau sekitar Maret 2011. Waktu penghancuran telah berjalan beberapa hari, mungkin sekitar seminggu, ada beberapa orang dari pemda yang datang, dan nggak lama setelah itu, sampai sekarang, penghancuran berhenti. Tapi yang saya ingat, tulisan bahwa rumah itu disegel baru dipasang 1 Desember 2011, saat media masih gencar memberitakan soal rumah itu. Selumnya nggak ada. Saya juga gak tahu kenapa," katanya. Yang menarik, melalui Surat Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor D.IV-6098/d/33/1975, Pemprov DKI Jakarta telah menetapkan kawasan Menteng sebagai kawasan cagar budaya, tapi mengapa kasus penghancuran dan perombakan total bangunan bersejarah terus berulang? Padahal di kawasan elit ini lah Gubernur Fauzi Bowo bermukim dan memiliki rumah dinas. Selain itu, Pemprov memiliki satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang bertanggung jawab terhadap kelestarian heritage, yakni Disparbud dan jajarannya. Adakah ini terkait isu bahwa pembeli rumah itu adalah Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas, salah seorang anak Presiden SBY, dengan harga Rp160 miliar? Anggota DPRD DKI Jakarta Ashraf Ali menilai, penghancuran Rumah Cantik tersebut merupakan bukti tidak efektifnya kinerja jajaran aparat Kecamatan Menteng dan Disparbud. "Kalau setiap kali aparat-aparat itu baru tahu setelah cagar budaya dirombak atau dihancurkan untuk dijadikan bangunan baru dengan struktur dan disain yang berbeda daria slinya, lambat laun habis semua heritage di Jakarta. Karena itu saya minta Gubernur mengevaluasi kinerja aparatnya ini agar kejadian seperti ini tidak terus terulang," tegasnya. Di sisi lain, juru bicara presiden Julian Adrin Pasha telah membantah kalau Ibas merupakan pembeli rumah itu. Ia mengatakan isu itu hanya bohong belaka. Sedang Dyah, sang mantan pemilik rumah, kepada sebuah media mengakui kalau rumah itu memang telah ia jual. "Saya menjual rumah itu dengan harga sekitar tiga juta dolar AS atau lebih dari Rp 27 miliar," katanya. Namun ia juga membantah kalau pembeli rumahnya adalah Ibas. (bersambung) | ||||
Tiket Kereta ke Jawa Telah Habis Posted: 12 Dec 2011 06:34 PM PST Meski perayaan Natal masih dua pekan lagi dan malam pergantian tahun masih tiga pekan lagi, tiket kereta dengan tujuan ke beberapa kota di Jawa, telah habis. Khususnya untuk pemberangkatan tanggal 23 Desember, baik untuk yang kelas bisnis maupun eksekutif. Mateta Rizalulhaq, Kepala Humas Daops I PT Kereta Api Indonesia (KAI), mengatakan, tiket perjalanan yang sudah penuh dipesan adalah tiket untuk tujuan sejumlah kota di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Bahkan demi mengantisipasi membludaknya penumpang, mulai 22 Desember hingga akhir Desember pihaknya menyiapkan sebanyak 9.000 tiket per hari. Ludesnya tiket ini akibat tingginya animo masyarakat untuk merayakan Natal dan tahun baru di kampung halaman. Apalagi karena selain dibeli di loket stasiun, tiket juga dapat diperoleh secara online, melalui kantor pos, minimarket yang bekerja sama dengan PT KAI, dan melalui ATM. "Tapi meski penumpang melonjak, tiket yang dijual tidak melebihi kapasitas tempat duduk yang tersedia di setiap gerbong," imbuh Mateta lagi. Habisnya tiket ini dapat dimaklumi. Meski jelang Natal dan tahun baru PT KAI menaikkan harga tiket kelas bisnis dan eksekutif hingga hampir 100 persen. Sementara itu, Evi, salah seorang petugas tiketing Agen Citra Alam Wisata (CAW), di Taman Topi, Jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor, menyebutkan, tiket untuk keberangkatan Jakarta-Jogja, pada 23, 24, 25, sudah habis terpesan sejak jauh-jauh hari. Begitu juga untuk kepulangan Jogja-Jakarta atau 26 dan 27 sudah terpesan. Hal sama juga terjadi untuk pembelian tiket menjelang tahun baru. Untuk tanggal 30 sudah habis dan kepulangan tanggal 2 Januari sudah penuh terpesan. (dari berbagai sumber) |
You are subscribed to email updates from Sang Pemburu Berita To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar