Rabu, 30 November 2011

Sang Pemburu Berita

Sang Pemburu Berita


Bahaya Doktrin Humanisme - 4

Posted: 28 Nov 2011 04:34 PM PST

Lambang humanisme.
Demi satu tujuan, jika plan A gagal, maka plan B harus dilaksanakan. Maka begitu lah; ketika janji-janji yang diumbar Manifesto Humanis I pada 1933 terbukti gagal, empat puluh tahun kemudian (1973) para humanis mengajukan konsep kedua (Manifesto Humanis II).

Pada awal teks ini ada upaya untuk menjelaskan mengapa janji-janji pertama tidak membuahkan hasil. Walaupun ada fakta bahwa penjelasan ini sangat lemah, ini menunjukkan keterikatan abadi humanisme terhadap filsafat ateis mereka. 


Karakteristik paling jelas dari manifesto tersebut adalah mempertahankan garis antiagama pada Manifesto Humanis I. Seperti halnya manifesto 1933, kaum humanis tetap percaya bahwa teisme tradisional adalah keimanan yang tak terbukti dan sudah ketinggalan zaman, khususnya keimanan akan Tuhan yang mendengarkan doa, yang dianggap hidup dan memerhatikan manusia, mendengar dan memahami, serta sanggup mengabulkan doa-doa mereka.

"…. Kami percaya bahwa agama-agama otoriter atau dogmatik yang tradisional, yang menempatkan wahyu, Tuhan, ritus, atau kredo di atas kebutuhan dan pengalaman manusia merugikan spesies manusia…. Sebagai orang yang tidak bertuhan, kami mengawali dengan manusia bukannya Tuhan, alam bukannya ketuhanan …." ini lah salah satu pernyataan dalam Manisfesto Humanis II. 


Pernyataan ini jelas mengandung pemikiran yang dangkal. Alih-alih menjadi sebuah doktrin yang dapat dipercaya, humanisme ternyata tidak lebih dari upaya sekumpulan orang yang sejak awal adalah ateis dan antiagama, serta menganggap konsep pemikiran mereka benar dan masuk akal. Bertolak belakang dengan janji-janji filsafat humanis, ateisme hanya membawa perang, konflik, kekejaman, dan penderitaan bagi dunia.

Namun, upaya kaum humanis untuk menggambarkan keimanan kepada Tuhan dan agama-agama monoteistik sebagai kredo yang tidak berdasar dan ketinggalan zaman, sebenarnya bukan hal baru. Sebab, doktrin ini hanya memperbarui sebuah klaim berusia ribuan tahun dari mereka yang mengingkari Tuhan. Di dalam Al Quran, Allah menjelaskan argumen seumur dunia yang dikemukakan oleh orang-orang kafir.

"Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaan Allah), sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong. Tidak diragukan lagi bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong. Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Apakah yang telah diturunkan Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Dongeng-dongengan orang-orang dahulu. (QS. An-Nahl, 16: 22-24)

Ayat ini mengungkapkan bahwa penyebab sebenarnya dari penolakan orang-orang kafir terhadap agama adalah kesombongan yang tersembunyi di dalam hati mereka. Filsafat yang disebut humanisme hanyalah tampakan lahiriah belaka dari tindakan manusia dalam mengingkari keberadaan Tuhan. Dengan kata lain, humanisme bukanlah cara berpikir yang baru, sebagaimana mereka yang mendukung klaimnya. Ia sudah ada sejak zaman nabi-nabi dahulu. Bahkan sebelumnya.

Jika kita mencermati perkembangan humanisme di dalam sejarah Eropa, kita akan menemukan banyak bukti nyata tentang hal ini.

(bersambung )

Jumlah Korban Tewas Akibat Ambruknya Jembatan Kukar Terus Bertambah

Posted: 28 Nov 2011 04:31 PM PST

Jumlah korban tewas akibat ambruknya Jembatan Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur, terus bertambah. Hingga Selasa 29 November 2011 dinihari, 11 mayat ditemukan lagi di sekitar perairan sungai Mahakam, sehingga dengan demikian jumlah korban tewas yang ditemukan telah mencapai 16 orang. Sebanyak 13 di antaranya telah dapat diidentifikasi oleh  tim Disaster Victim Identification (DVI)..

Hingga Selasa pagi, Tim SAR masih terus mencari jasad para korban karena dari laporan warga yang masuk melalui Posko Pengaduan yang didirikan Pemkab Tenggarong, diketahui sedikitnya ada 34 warga yang hilang pasca ambruknya jembatan gantung sepanjang 710 meter tersebut dan merupakan jembatan gantung terpanjang di Indonesia.

Jenazah-jenazah yang ditemukan, yang terdiri dari mayat laki-laki dan perenpuan, dikirim ke Rumah Sakit Parikesit, Tenggarong. Pencarian yang terus berlanjut dilakukan dengan menyelam dan menyisiri sungai Mahakam hingga radius dua kilometer lebih dari lokasi kejadian.

Jembatan Kukar ambruk pada Sabtu 26 November 2011 petang, dan polisi masih menyelelidiki penyabab musibah ini. Data terakhir menyebutkan, saat jembatan yang ambruk dalam waktu hanya 30 detik itu, sedikitnya empat mobil dan 15 sepeda motor jatuh ke sungai Mahakam, dan tenggelam atau hanyut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar