Sang Pemburu Berita |
Yahudi Rusak Sendi-sendi Kehidupan Goyim - 8 (Tamat) Posted: 19 Jul 2012 06:26 PM PDT Moral atau akhlak merupakan rem sekaligus filter bagi manusia agar tidak berperilaku yang melampaui batas, sehingga tetap berada di rel yang benar dan diridhoi Yang Maha Kuasa. Yahudi sukses mendegradasikan keduanya di hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia, sehingga muncul perilaku-perilaku abnormal, melanggar norma, etika dan kepatutan, dan anarkis. 7. Yahudi hancurkan moral dan akhlak goyim Perusakan agama-agama Samawi, yakni Nasrani dan Islam, merupakan awal dari langkah Freemasonry cs untuk melaksanakan agenda ini, karena dengan menyesatkan para goyim dari ajaran agama yang benar, maka para goyim dapat dengan mudah disusupi dan dicekoki dengan doktrin-doktrin yang membuat mereka menjadi seorang hedonis demi mengejar kesenangan dan kenikmatan dunia semata. Salah satu doktrin yang harus diwaspadai adalah sekularisme yang mengajarkan para goyim untuk memisahkan kehidupan beragama dari kehidupan bernegara. Dengan pemisahan ini, korupsi menjadi sangat gampang dilakukan karena para pelakunya menjadi tidak takut terhadap Tuhan, dan para pemimpin dengan sesukanya mengumbar sifat manipulatif terhadap rakyat demi kepentingan diri dan kelompoknya semata. Persamaan gender dan hak mendorong kaum perempuan untuk menuntut diperlakukan sama dengan laki-laki, sehingga kaum perempuan yang sesungguhnya dikodratkan menjadi ibu rumah tangga, mengabaikan kodrat ini dan tampil sebagai wanita karir yang mengabaikan anak-anak yang dilahirkan, dan bahkan berani melawan serta menentang suami. Maka, lahir lah istri-istri durhaka dan tidak saleha. Kemampuan Para Mason cs menyebarkan doktrin-doktrin sesat tersebut karena didukung kemampuan finansial yang memungkinkan mereka mencekoki masyarakat dunia dengan opini-opini atas doktrin-doktrin itu, sehingga "ajaran sesat" yang awalnya memicu kontroversi itu, lambat laun dapat diterima masyarakat dunia dan dianggap sebagai sesuatu yang benar dan sesuai dengan era modern saat ini. The New York Times yang terbit sejak 1941, The Washington Post, The Times, The Daily Express, The News Chronicle, The Daily Mail, The Observer, The Mirror, Majalah Time, Majalah Newsweek, dan Majalah US News & World Report adalah beberapa media milik Yahudi yang menjadi agen penyebaran opini-opini itu. Penyebaran menjadi begitu efektif karena media-media yang terbit di Amerika dan Inggris tersebut merupakan media-media yang dijadikan rujukan oleh jurnalis dari seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tak hanya melalui media cetak, perusakan akhlak dan moral juga dilakukan melalui media visual seperti perfilman, VCD dan DVD. Dimulai dengan pembuatan film-film romantis yang relatif masih sopan yang mengajarkan para goyim untuk tidak malu-malu bermesraan di depan umum dan di area publik, lalu meningkat ke film yang mulai sedikit berani yang kita kenal dengan film semiporno. Ini lah jenis film yang membuat orang mengenal seks sejak dini, dan kemudian berupaya untuk mencobanya, sehingga muncullah gaya hidup seks bebas. Awalnya, film jenis ini dibuat cukup soft dimana pemeran pria dan wanita yang beradegan seks, hanya diperlihatkan tubuh bagian atasnya saja dengan kondisi masih berpakaian atau setengah telanjang, sehingga oleh banyak kalangan film seperti ini dikategorikan film X. Kemudian, "pendoktrinan" ditingkatkan dengan pembuatan adegan seks yang lebih vulgar dimana si pemeran pria dan wanita ditampilkan secara utuh dalam keadaan bugil dan dalam adegan sedang bersenggama seperti yang dipertontonkan dalam film Basic Instinct, Wild Orchids, dan lain-lain, yang oleh banyak kalangan dikategorikan sebagai film XX. Fox, Golden, Warner & Bross, dan Paramount Pictures merupakan agen-agen yang memproduksi film-film perusak moral tersebut karena perusahaan-perusahaan film kelas dunia tersebut memang milik para pengusaha Yahudi. Kemudian, sebagai puncaknya, hadirlah perusahaan yang memproduksi film-film XXX yang mempertontonkan adegan orang bersetubuh secara lebih lengkap, lebih utuh dan lebih detil karena film-film kategori ini bahkan memperlihatkan kelamin pria dan wanita dan kaitannya dengan adegan yang tak pantas dipamerkan secara terbuka di area publik itu. Vivid dan Bel A Mi termasuk di antara agen Yahudi penyebar film ini, karena perusahaan-perusahaan industri pornografi itu juga milik Yahudi. Tak puas hanya dalam bentuk visual, seiring dengan diedarkannya film-film porno, media cetak pun digunakan untuk menyebarkan pornografi, sehingga Majalah Playboy, Pentahouse dan lain-lain pun hadir dan menjadi konsumsi publik yang menyebar hingga penjuru dunia. Yahudi memanfaatkan setiap sisi gelap manusia untuk mengefektifkan upaya mereka merusakkan moral dan akhlak para goyim hingga serusak-rusaknya. Karena itu perilaku homoseksual dan lesbianisme ikut dipopulerkan, sehingga perilaku seks menyimpang ini menyebar kemana-mana dan bahkan pernikahan para pelakunya telah dilegalkan di beberapa negara seperti Denmark dan Belanda. Sementara kebutuhan para pecandu minuman keras dan narkotika dipenuhi melalui jaringan mafia mereka yang merambah hingga seluruh dunia, termasuk Indonesia. Bahkan berkat upaya mereka, di Indonesia pun para pecandu barang-barang haram itu meningkat signifikan, dan Indonesia telah mampu memproduksi shabu-shabu dan ektasi. Demi kian mengefektifkan upayanya, Yahudi memanfaatkan setiap perkembangan teknologi yang ada, sehingga internet pun menjadi salah satu sarana pengrusakan yang amat efektif dan pemerintah sibuk memblokir situs-situs porno yang ribuan jumlahnya guna mengantisipasi makin rusaknya moral anak bangsa. Jika saat ini Anda nyaman dan bangga dengan gaya hidup Anda, fikir dan renungkanlah, karena mungkin tanpa Anda sadari, Anda telah menjadi korban perbuatan Yahudi dan jika Anda teruskan gaya hidup Anda, berarti Anda membantu mereka untuk menciptakan Tatanan Dunia Baru dimana mereka penguasanya. (TAMAT) |
You are subscribed to email updates from Sang Pemburu Berita To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar