Senin, 16 Juli 2012

Sang Pemburu Berita

Sang Pemburu Berita


Yahudi Rusak Sendi-sendi Kehidupan Goyim - 6

Posted: 14 Jul 2012 07:58 PM PDT

Demi menguasai dunia, Freemason cs berusaha mengendalikan laju pertumbuhan penduduk bangsa goyim. Maka serangkaian tindakan dan program keji pun dilaksanakan di negara-negara di dunia. Ada yang tahu telah dan sedang menjadi korban, tapi terlalu banyak yang tak menyadari akibat canggih dan halusnya cara-cara yang mereka lakukan.

5. Yahudi "bantai" penduduk dunia

Pada 1972, The Club of Rome menerbitkan sebuah buku berjudul "The Limits to Growth". Buku ini memaparkan hasil survei yang menyebutkan bahwa sumber daya alam di Bumi semakin menipis akibat pesatnya pertumbuhan penduduk dunia. Ini lah awal munculnya wabah HIV/AIDS yang hingga kini menghantui dunia dan belum ada obatnya.


Korban virus HIV/AIDS.
Organisasi apakah klub itu? Selengkapnya, KLIK DI SINI. Korban pertama virus mematikan ini adalah ras kulit hitam di Afrika yang yang oleh Yahudi dianggap sebagai "salah satu kelompok yang tidak layak hidup". Virus itu disebarkan di Benua Hitam melalui vaksinasi cacar pada 1977.

Ketika Orde Baru berkibar, Indonesia mulai mengenal Program Keluarga Berencana (KB), program untuk mengendalikan jumlah penduduk Indonesia. Presiden Soeharto berkilah kalau program ini digulirkan demi menjaga agar cadangan keuangan negera tidak kebobolan. Selain itu, menurut The Smilling General, banyaknya anak merupakan salah satu pemicu maraknya kemiskinan di Nusantara. Maka, melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 8 Tahun 1970 tentang Pembentukan Badan untuk Mengelola Program KB, program ini dicanangkan sebagai program nasional dengan jargonnya yang terkenal hingga kini; Dua anak saja cukup.

Di masa lalu, para orang tua di Indonesia berpegang pada pepatah "Banyak anak banyak rejeki", sehingga kaum ibu tak segan-segan melahirkan anak hingga selusin. Program KB mematahkan pepatah itu. Tapi, sayangnya, KB bukan program yang murni dari buah fikiran para pejabat di era Orde Baru, karena selain Indonesia, banyak negara di dunia juga menerapkan program ini. Di China, program KB dinamakan jìhuà shengyù zhèngcè. Di negara ini, pemerintahnya bahkan memberlakukan jargon "Satu anak saja cukup".


Di Brasil, program KB bernama Planejamento Familiar. Sementara di India bernama National Population Policy, dan di Rusia dinamakan Kontrolya V Oblasti Planirovaniya Sem'i Naseleniya. Amerika Serikat dan Inggris juga menerapkan program KB, bahkan jauh sebelum Indonesia memberlakukannya, yakni pada 1921-an. Di kedua negara ini, program KB dinamakan Birth Control.

Siapakah penggagas program pengendalian penduduk dunia ini? Dia seorang Yahudi. Namanya Thomas Robert Malthus (1766-1834). Dia seorang pakar demografi Inggris, plus ekonom dan politikus yang dikenal karena pandangannya yang pesimistik. Menurut Malthus, pertumbuhan sumber daya manusia tidak simetris dengan potensi sumber daya alam. Dalam An Essay on the Principle of Population (Sebuah Esai tentang Prinsip mengenai Kependudukan), yang diterbitkan pada 1798, Malthus membuat ramalan yang terkenal bahwa jumlah populasi akan mengalahkan pasokan makanan, yang menyebabkan berkurangnya jumlah makanan per orang. Pada titik inilah kekacauan akan terjadi. Malthus lalu menawarkan solusi berupa preventive checks atau penundaan perkawinan. Inilah cikal bakal program KB. Karenanya, jangan heran, jika dalam program kampanye pun masyarakat disarankan untuk tidak buru-buru menikah alias jangan kawin muda.


Thomas Malthus.
Dari ide Malthus ini kemudian muncul alat kontrasepsi kondom yang digagas Yahudi lain, Maria Stopes (1880-1950). Kegunaan alat ini jelas; untuk mencegah terjadinya kehamilan agar pertumbuhan jumlah penduduk goyim tidak mudah bertambah. Bahkan pada 2010, Maria Stopes Organization membuat sebuah layanan iklan untuk mengkampanyekan aborsi. Iklan ini memicu perdebatan karena bukan hanya dapat membuat angka seks bebas semakin tinggi, namun juga mengarahkan orang untuk tidak bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Salah satu penentang iklan ini adalah LSM anti aborsi Pro Life.

Dalam Alqur'an suah ke-11 ayat 6, Allah berfirman; "Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi, melainkan Allah yang memberi rizkinya".

Ayat ini membantah klaim Yahudi bahwa banyak anak hanya akan memicu kemiskinan, karena sesungguhnya setiap makhluk yang hadir ke muka Bumi telah dibekali Allah SWT dengan rezeki. Hanya saja seberapa banyak dan seberapa besar, tidaklah sama, dan miskin tidaknya kehidupan seseorang, sangat tergantung seberapa keras ia berjuang dalam menjalani hidupnya. Karenanya, jangan heran jika da'i kondang Aa Gym pernah berkata; "Kenapa kita takut akan rezeki Allah? Gajah saja gak sekolah gemuk-gemuk. Plankton yang hidup di dasar laut saja diberi rezeki. Bagaimana dengan kita sebagai makhluk hidup yang mulia?"

Cara Yahudi mengekang pertumbuhan penduduk goyim juga dilakukan dengan menyuntikkan zat-zat tertentu sejak bayi dan balita yang kita kenal dengan sebutan Program Imunisasi. Dengan menyuntikkan zat-zat tersebut, dalam kurun sekian tahun setelah para bayi dan balita disuntik, mereka tumbuh menjadi remaja/pemuda yang rentan terhadap serangan berbagai penyakit. Bahkan merebaknya autis ditengarai akibat vaksin MMR (measles, mumps rubella) yang digembar-gemborkan ampuh melawan campak, gondongan dan campak Jerman.

Imunisasi.
Jika merunut pada sejarah vaksin modern (imunisasi), kita akan tahu kalau penyebaran vaksin oleh Flexner Brothers didanai oleh salah seorang dedengkot Freemasonry, Illuminati dan Gerakan Zionis Internasional; keluarga Rockefeller. Keluarga ini pula yang berada di belakang berdirinya World Health Organization (WHO) pada 1948, organisasi di bawah PBB yang menganjurkan digalakkannya program imunisasi di seluruh dunia.

Dr James R Shannon, mantan direktur Institusi Kesehatan Nasional Amerika, mengatakan; "Satu-satunya vaksin yang aman adalah vaksin yang tidak pernah digunakan". Sementara Dr Richard Moskowitz, ilmuwan dari Harvard University, Amerika Serikat, mengatakan; "Vaksin menipu tubuh supaya tidak lagi menimbulkan reaksi radang, sehingga vaksin mengubah fungsi pencegahan sistem imun."

Yang lebih membuat buku kuduk merinding adalah pernyataan Dr W.B. Clarke, peneliti kanker Inggris. Kata dia; "Kanker pada dasarnya tidak dikenal sebelum kewajiban vaksinasi cacar mulai diperkenalkan. Saya telah menghadapi 200 kasus kanker, dan tak seorang pun dari mereka yang terkena kanker tidak mendapatkan vaksinasi sebelumnya."

Ilmuwan lain, seperti dr Harris Coulter, pakar vaksin internasional, mengatakan; "Ketika vaksin dinyatakan aman, keamanannya adalah istilah relatif yang tidak dapat diartikan secara umum". Sedang Dr Bernard Greenberg dalam sidang kongres AS pada 1962 mengatakan; "Kasus polio meningkat secara cepat sejak vaksin dijalankan. Pada 1957-1958, peningkatan sebesar 50%, dan pada 1958-1959 peningkatan menjadi 80%."

Masih banyak pernyataan ilmuwan yang menjelaskan betapa berbahayanya vaksinasi, sehingga jika selama ini pemerintah Indonesia menggembar-gemborkan bahwa generasi yang sehat adalah generasi yang sejak bayi mendapat imunisasi lengkap, klaim itu bohong belaka.

Pada 20 Februari 1981, Journal of the American Medical Association menerbitkan artikel berjudul "Rubella Vaccine in Susceptible Hospital Employees, Poor Physician Participation". Artikel itu menjelaskan bahwa jumlah partisipan terendah dalam imunisasi campak terjadi di kalangan praktisi medis di Jerman. Pasalnya, para praktisi itu menolak vaksinasi, khususnya suntikan vaksin rubella, karena berbahaya untuk kesehatan.

Neil Z. Miller, peneliti vaksin internasional, dengan menjelaskan begini tentang vaksinasi; "Sebelum vaksinasi besar-besaran 50 tahun yang lalu, di negara itu (Amerika) tidak terdapat wabah kanker, penyakit autoimun, dan kasus autisme". Sementara Barbara Loe Fisher, Presiden Pusat Informasi Vaksin Nasional Amerika, tegas mengatakan; "Vaksin bertanggung jawab terhadap peningkatan jumlah anak-anak dan orang dewasa yang mengalami gangguan sistem imun dan syaraf, hiperaktif, kelemahan daya ingat, asma, sindrom keletihan kronis, lupus, artritis reumatiod, sklerosis multiple, dan bahkan epilepsi. Bahkan AIDS yang tidak pernah dikenal dua dekade lalu, menjadi wabah di seluruh dunia saat ini."

Apa yang membuat vaksinasi berbahaya bagi kesehatan?

Vaksinasi berasal dari kata vaccinia, penyebab infeksi cacar pada sapi. Secara umum, vaksin adalah suatu bahan yang diyakini dapat melindungi orang dari serangan penyakit. Di masa lalu, vaksin dibuat dengan berbahan dasar serum binatang, namun karena menimbulkan dampak buruk dan ditentang banyak kalangan, pembuatan vaksin dengan bahan seperti itu kemudian dilarang.

Di masa kini, vaksin dibuat dari virus atau bakteri patogen (virus atau bakteri yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia), yang telah dilemahkan. Dengan menyuntikkan bakteri atau virus yang telah dibuat "tak berdaya" itu ke tubuh manusia, virus atau bakteri patogen diyakini dapat merangsang pembentukan antibodi yang membuat tubuh manusia lebih tahan dari serangan berbagai penyakit. Termasuk yang paling berbahaya sekalipun. Dengan kata lain, vaksinasi atau imunisasi adalah upaya memancing daya tahan tubuh manusia dengan bahan virus atau bakteri patogen yang dilemahkan.

Namun, upaya ini omong kosong belaka. Untuk membuat vaksin polio inaktif (IVP) misalnya, virus polio dikembangbiakkan dengan menggunakan sel vero yang berasal dari ginjal kera. Caranya, virus polio disuntikkan ke dalam sel vero agar berkembang biak, dan kemudian dipanen. Setelah itu virus dimurnikan (dilemahkan), dan disuntikkan sebagai vaksin.

Saat sel vero disiapkan, prosesnya pun mengerikan karena agar virus yang disuntikkan ke sel itu dapat terikat dengan kuat dan "tidak kabur-kaburan", digunakan bahan yang dinamai mikrokarier. Bahan ini dibuat dari zat yang dinamakan NN Diethyl Amino Ethyl (DEAA).

Tak hanya sampai di situ, karena sebelum sel digunakan, mikrokarier dilepaskan lagi dari sel dengan menggunakan enzim tripsin yang umumnya terdapat pada pangkreas babi, dan kemudian dimurnikan dengan cara dicuci dengan larutan PBS buffer agar larutan nutrisinya terbuang. Sel yang telah dimurnikan ini kemudian diberi mikrokarier baru dan disimpan di biorektor. Setelah itu vaksin pun dibuat.

Vaksin rabies dibuat dari otak binatang-bintang yang telah terinfeksi virus penyakit yang juga disebut Penyakit Anjing Gila itu. Beberapa sumber rujukan menyebut, umumnya otak binatang yang digunakan adalah otak mencit (tikus kecil). Caranya, setelah virus dipanen, virus dibekukan dengan cara disimpan dalam ruangan bersuhu -20 derajat Celcius. Virus ini juga dikembangkan dalam sel vero yang proses pemurniannya menggunakan enzim tripsin. Sel vero ini juga digunakan untuk pembuatan vaksin-vaksin yang lain, termasuk vaksin hepatitis yang virusnya bersumber dari binatang yang telah terinfeksi virus hepatitits.

Beberapa sumber rujukan juga mengatakan, bahwa saat vaksin dibuat, agar keampuhannya tak teragukan, beberapa bahan berbahaya seperti merkuri, formaldeydhe dan alumunium disuntikkan agar performa vaksin meningkat dan lebih ampuh mencegan infeksi. Bahan-bahan berbahaya ini lah yang dalam jangka panjang mengakibatkan berbagai penyakit akut seperti keterbelakangan mental, autisme, hiperaktif. alzheimer, kemandulan, dll. Dalam 10 tahun terakhir, vaksinasi meningkatkan jumlah anak autis antara 200 – 500 % di setiap negara bagian di Amerika.

Dalam Al Qur'an Surah Al Maidah ayat 3, Allah berfirman; "Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

Mengapa Allah mengharamkan Babi?

A. Asam Amino manusia yang hanya sedikit berbeda dari binatang babi. 

Asam amino adalah salah satu penyusun protein pada makhluk hidup. Jika kita melihat insulin pada manusia dan babi, maka hanya akan terpaut satu daripada babi. Berikut penjelasannya :

Insulin manusia : C256H381N65O76S6 MW=5807,7
Insulin babi : C257H383N65O77S6 MW=5777,6
Penjelasan : hanya 1 asam amino berbeda
Insulin manusia : C256H381N65O76S6 MW=5807,7
Insulin sapi : C254H377N65O75S6 MW=5733,6
Penjelasan : ada 3 asam amino berbeda

Para produsen vaksin mengklaim, dengan menggunakan asam amino babi saat vaksin dibuat, maka tidak diperlukan banyak proses penelitian, karena "kedekatan" asam amino manusia dengan babi membuat vaksin lebih mudah diterima tubuh manusia setelah disuntikkan. Bahkan Dr. Muladno, ahli genetika molekuler di Fakultas Peternakan IPB, mengatakan; "Secara chemisty, DNA manusia dan babi hanya beda 3 persen. Aplikasi teknologi transgenetika membuat organ penyusun tubuh babi akan semakin mirip dengan manusia."

Dengan keidentikan asam amino, maka ketika manusia mengonsumsi babi, berarti sama saja dengan memakan daging manusia yang lain (kanibal). Hasil penelitian menyebutkan, kanibalisme dapat menimbulkan penyakit-penyakit genetik yang tidak bisa disembuhkan, termasuk penyakit syaraf dan lain-lain.

Di China, terdapat sebuah desa yang gemar memakan daging manusia yang melintas di desanya, yang kemudian digunakan untuk sebuah perayaan. Mereka mengatakan bahwa rasa daging manusia mirip dengan rasa daging babi.


B. Sifat babi yang buruk dapat menurun kepada manusia yang memakannya.

Seorang Imam Muslim bersama kawannya yang berasal dari Barat, pernah melakukan percobaan dengan menggunakan dua ekor babi jantan dan seekor babi betina, serta dua ekor ayam jantan dan seekor ayam betina. Hasilnya adalah : Ketika dua ekor ayam jantan dan satu ayam betina dilepas, dua ayam jantan bertarung hingga salah satunya tewas demi memperebutkan ayam betina. Yang dilakukan babi sangat mengejutkan. Salah seekor babi jantan membantu babi jantan yang satunya untuk menyalurkan hasrat seksualnya kepada babi betina.

Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa memakan daging babi dapat mempengaruhi watak, meningkatkan resiko perselingkuhan, dan hasrat seksual yang melebihi ambang batas kewajaran manusia.


C. Tubuh babi dapat mengubah virus jinak menjadi ganas
Babi memiliki berbagai reseptor dalam tubuhnya yang dapat menjadikan virus jinak yang masuk ke dalam tubuhnya, keluar lagi sebagai virus ganas. Di antara reseptor tersebut, dan yang paling dikenal para ilmuwan, adalah reseptor alfa 2,6 sialic acid untuk mengikat influenza manusia, dan 2,3 sialic acid untuk mengikat virus influenza unggas. Yang lebih berbahaya, reseptor-reseptor itu juga dapat mengikat dua jenis virus yang memiliki sifat berbeda, untuk kemudian di mixing menjadi satu virus ganas yang memiliki 2 sifat.


D. Banyaknya penyakit dalam tubuh babi

Daging babi mengandung cacing pita yang sangat berbahaya. Cacing itu dapat mengganggu sistem syaraf dan dapat masuk hingga otak manusia. Selain cacing pita, masih banyak penyakit lainnya yang disebabkan oleh babi melalui bakteri, karena kebiasaannya yang senang memakan kotoran, termasuk kotorannya sendiri.


E. Sifat aneh babi lainnya

Babi mempunyai sifat kembar, antara binatang buas dan jinak. Sifatnya yang menyerupai binatang buas adalah karena ia bertaring dan suka makan bangkai. Sedang sifatnya yang menyerupai binatang jinak ialah karena ia berceracak dan makan rumput serta dedaunan lainnya.

Babi memiliki syahwat yang amat kuat, sehingga pada saat ia kawin (bersetubuh), pejantan bertengger di atas betinanya yang berjalan bermil-mil jauhnya. Pejantannya mengejar-ngejar betina demikian kasar hingga terjadi perkelahian yang mungkin menewaskan salah satu atau menewaskan kedua-duanya.

Satu kali mengandung, babi betina dapat melahirkan dua puluh ekor anak. Pejantan mulai kawin bila telah berumur 8 bulan, sedangkan betinanya mulai melahirkan bila telah mencapai umur 6 bulan. Di beberapa negeri, babi kawin pada umur 4 bulan, betinanya mulai bunting setelah dikawini dan akan melahirkan setelah bunting selama enam atau tujuh bulan. Babi betina yang telah mencapai umur 15 tahun tidak dapat beranak. Jenis binatang ini adalah yang paling banyak mempunyai keturunan. Babi jantan merupakan binatang jantan yang paling tahan lama bertengger di atas betinanya (kawin).

Yang mengherankan, jika sebelah matanya dicungkil ia segera mati. Babi memiliki kesamaan dengan manusia, yaitu kulitnya tidak dapat dikelupas kecuali jika dipotong lebih dulu dari daging yang berada di bawahnya.


Kasus-kasus akibat vaksin

Pada 1991 – 1994, Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS) FDA mendapat laporan bahwa sebanyak 38.787 anak di Amerika mengalami gangguan kesehatan. Dari jumlah itu, 45% terjadi pada hari vaksinasi, 20% pada hari berikutnya, dan 93% dalam waktu 2 minggu setelah vaksinasi. Kematian biasanya terjadi di kalangan anak anak usia 1-3 bulan.

Pada 1986, terjadi 1.300 kasus pertusis di Kansas, dimana 90% penderitanya adalah anak-anak yang telah mendapatkan vaksinasi jenis ini.

Jerman mewajibkan vaksinasi pada 1939. Sejak itu, jumlah kasus dipteri meningkat menjadi 150.000 kasus. Di tahun yang sama, di Norwegia yang tidak melakukan vaksinasi juga terjadi wabah yang sama, namun kasusnya jauh lebih sedikit. Hanya 50 kasus.

Penularan polio dalam skala besar, menyerang anak-anak di Nigeria Utara yang berpenduduk muslim. Ini terjadi setelah anak-anak diberikan vaksinasi polio hasil sumbangan AS. Beberapa pemimpin Islam lokal menuduh Pemerintah Federal Nigeria menjadi bagian dari pelaksanaan rencana Amerika untuk menghabiskan orang-orang muslim dengan menggunakan vaksin.

Pada 1989-1991, vaksin campak "high titre" buatan Yugoslavia Edmonton-Zagreb diuji coba pada 1.500 anak-anak miskin keturunan orang hitam dan latin di kota Los Angeles, Meksiko, Haiti dan Afrika. Vaksin tersebut sangat direkomendasikan oleh WHO. Program dihentikan setelah ada laporan bahwa mayoritas anaki-anak yang diberi vaksin, meninggal.


Tak sulit untuk mencari bukti bahwa Freemasonry tengah melakukan genosida terhadap para goyim dengan menyebarkan beragam penyakit melalui program yang dikemas dengan slogan-slogan yang membuai; demi generasi yang sehat, kuat dan cerdas. Bukalah daftar 10 program yang tengah dijalankan Freemasonry, dan cermati program keenam yang dinamakan "Onan". Dalam program itu terdapat dua program. Yakni;
a. Mengekang pertumbuhan bangsa Goyim
b. Menyuburkan perempuan-perempuan Yahudi menjadi peridi.
(bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar