Sang Pemburu Berita |
Posted: 17 Jan 2012 06:00 AM PST Sejak Desember 2011, nelayan yang bermukim di Desa Ujung Salangketo, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, diresahkan oleh kemunculan seekor ikan aneh yang berkeliaran di muara Sungai Mare, muara sungai yang berada di desa mereka. Ikan itu lalu ditangkap dan dibunuh dengan ditombak. Seperti diberitakan VIVAnes, Selasa 17 Januari 2012, ikan itu meresahkan warga karena bukan hanya memakani rumput laut yang mereka budidayakan, namun juga merusak perahu-perahu yang ditambatkan di muara, sehingga lambung beberapa kapal itu bocor. Maka sejak keberadaan ikan itu diketahui pada Desember 2012, warga memburunya. Kapolsek Mare, AKP Jasahardi, mengaku, perburuan ikan itu tidak dilakukan sendiri oleh warga, namun dibantu oleh aparatnya. Perburuan kian gencar setelah pada Minggu 15 Januari 2012, ada lagi rumput laut yang dimakan dan lambung perahu yang bocor. Selama perburuan, warga membekali diri dengan beragam senjata, seperti tombak, parang dan golok. Termasuk ketika melaut untuk mencari ikan. Pada Senin 16 Januari, salah seorang nelayan, H Juma, dan anaknya tengah melaut. Saat memancing ikan, tiba-tiba ikan itu muncul dan menyerang. Nelayan berumur 50-an tahun itu segera menombak kepala ikan itu sebanyak tiga kali, dan ikan langsung mati dan tenggela. Juma dan anaknya segera menyelam dan menarik ikan itu ke pantai. Sayang, warga yang marah oleh ikan itu segera membantainya. Mereka membelah ikan itu dan dibagi-bagikan secara merata. Padahal, seperti diakui Jasahardi, ikan itu memiliki wujud yang aneh dan tak biasa. Ketika pihaknya seraching di internet untuk mengetahui jenisnya, tidak ditemukan. "Tapi ikan itu mirip ikan duyung," imbuh Jasardi. Selain bentuknya yang tak biasa, ikan itu pun memiliki ukuran yang teramat besar, yakni memiliki panjang 2,9 meter, lebar 65 centimeter, dan berat 400 kg. Anak buah Jasahardi sempat memotret ikan aneh itu sebelum dibantai warga. | ||
Juru Mudi Costa Concordia Orang Indonesia Posted: 17 Jan 2012 05:46 AM PST
Seperti dilansir VIVAnews, Selasa 17 Januari 2012, menurut salah kesaksian kru kapal Concordia asal Indonesia, Teguh Haryono, juru mudi kapal mewah itu bernama Rusli. "Saya ketemu dia di pulau Giglio, tak lema setelah penumpang dievakuasi. Saat itu Rusli terlihat sangat syok dan dengan sedikit gemetar dia bilang sama saya begini; "Tadi gue yang jaga"", jelas kru yang saat ini berada di Roma tersebut, dan dihubungi VIVAnews melalui sambungan telepon internasional. Masih menurut penuturan Teguh berdasarkan pengakuan Rusli, diketahui kalau meski bertugas sebagai juru mudi, tugas Rusli hanya lah mengatur kemudi, sementara pengaturan koordinat laju kapal merupakan tanggung jawab para officer yang berpangkat lebih tinggi. "Rusli tahu betul berapa derajat dia harus membelokan kapal, namun sebelum kejadian dia mengaku ada yang aneh dari instruksi para officer. Pasalnya, seharusnya dia membelokkan kapal sekian derajat, namun dia justru diperintahkan membelok sekian derajat. Itu sebabnya kapal menambrak karang dan lambungnya robek hingga sekitar 70 meter," imbuh Teguh. Berdasarkan keterangan Teguh pula VIVAnews tahu kalau kemungkinan pada Selasa kemarin Rusli sedang diinterogasi kepolisian Italia sebagai saksi. Kapal kapal kabur duluan Saat kapal menabrak karang, di ruang kemudi kapal pesiar Costa Concordia yang berada di lantai paling atas, sedang ada pesta perpisahan karena salah satu officer akan meninggalkan kapal. Suasana saat itu sangat ramai. Selain itu, kapten kapal, Fransesco Schettino yang seharusnya siaga penuh di ruang kemudi, sedang makan di restoranbersama seorang wanita. "Saya melihatnya di televisi. Pengakuan dia (Schettino) bahwa sedang di ruang kemudi saat kapal menabrak karang, itu bohong besar!" tegas Teguh. Teguh juga memastikan kalau setelah kapal karam, Schettino dan para officer meninggalkan para penumpang dan kru dengan lebih dulu menyelamatkan diri ke pulau Giglio. Bahkan ketika kru masih sibuk menyelamatkan penumpang, sang kapten justru asyik minum kopi di pulau. "Saat itu tidak ada yang tahu kalau dia adalah kapten kapal, selain kami," imbuh Teguh. Schettino telah ditahan dan akan segera diadili dengan dakwaan berlapis, yakni pembunuhan tidak berencana, sebagai penyebab kecelakaan, dan pengabaian kapal ketika penumpang masih di dalamnya. Jika terbukti bersalah, dia akan dipenjara hingga 15 tahun. Juru bicara Kedutaan Besar Indonesia di Roma, Musurifun Lajawa, menjelaskan kalau ada enam orang warga Indonesia yang menjadi juru mudi di kapal Costa Concordia. Salah satunya Rusli. "Mereka bekerja secara bergiliran (sistem shift)," jelasnya. |
You are subscribed to email updates from Sang Pemburu Berita To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar