Selasa, 17 Januari 2012

Sang Pemburu Berita

Sang Pemburu Berita


Indonesia Punya 8 Sumber Gempa Besar dan Tsunami

Posted: 16 Jan 2012 12:21 AM PST

Tsunami Jepang pada Maret 2011.
Indonesia memiliki sedikitnya delapan kawasan "seismik gap" atau celah seismik yang berpotensi menimbulkan gempa besar dan tsunami. Kedelapan celah seismik ini membentang sari Pulau Sumatera, Jawa, dan pulau-pulau di sekitar Nusa Tenggara Timur.

Seperti dikutip dari Republika online, Senin 16 Januari 2012, Direktur Pesisir dan Kelautan KKP Soebandono Diposaptono menjelaskan, celah pertama berada di Sumatera Barat. Celah ini muncul akibat gempa bumi berkekuatan 9,1 skala richter (SR) yang menyebabkan tsunami di Aceh pada 2004, dan gempa Bengkulu pada 2007. Celah kedua terbentang dari Lampung hingga sekitar Pantai Pangandaran, Jawa Barat.

Celah ketiga berada di kawasan Kabupaten Pacitan, sejajar dengan Cilacap, Yogyakarta, dan Trenggalek. Celah ini berada di pusat gempa dan tsunami yang terjadi di Jawa Timur padan 1994, dan tsunami di Jawa Barat pada 2006.

"Memasuki arah timur, celah seismik berada di sekitar Provinsi Bali yang muncul akibat gempa Banyuwangi pada 1994, dan gempa di Sumbawa Timur pada 1977. Celah ini memanjang hingga Samudera Pasifik," imbuh Soebandono.

Celah seismik selanjutnya berada di Selat Ambon, Halmahera itu, dan di utara Flores. Celah yang dijuluki Flores Back Arch itu menimbulkan tsunami di Flores pada 1992.

Berdasarkan catatan KKP, sejak 1600 hingga kini telah terjadi 110 kali tsunami di berbagai kawasan pesisir yang berada di jalur pertemuan lempeng tektonik, yakni lempeng Eurasia - Indo Australia serta lempeng Eurasia - Pasifik.

"Yang harus dicatat, frekwensi tsunami sejak kurun 1960 hingga sekarang justru meningkat. Total sudah terjadi 23 kali tsunami pada kurun 50 tahun terakhir," kata Soebandono lagi.

Kapal Pesiar Mewah Kandas, 20 Orang Dikhawatirkan Tewas

Posted: 15 Jan 2012 10:23 PM PST

Sedikitnya lima orang ditemukan tewas menyusul kandasnya kapal pesiar Costa Concordia di lepas pantai pesisir barat Italia pada Jumat 13 Januari 2012 silam, Nahkoda kapal mewah itu, Fransesco Schettino, telah ditahan kepolisian Italia sejak Sabtu 14 Januari 2011.

Menurut BBC, Senin 16 Januari 2011, selain lima orang tewas, 15 orang lainnya masih hilang dan 70 orang luka-luka. Tiga di antaranya warga negara Indonesia. Banyaknya orang yang hilang membuat jumlah korban jiwa diperkirakan mencapai 20 orang.

Kapal pesiar yang mengangkut 4.200 penumpang itu, dimana 170 orang di antaranya WNI, terbalik setelah menabrak batu karang di dekat Pulau Giglio, pesisir barat Italia. Pengelola kapal pesiar itu, Costa Crociera, mengatakan, kapten kapal agaknya telah membuat kesalahan penilaian sehingga batu karang itu tak terhindarkan.

"Rute yang dijalani kapal itu terlalu dekat dengan pantai, karena tampaknya dia (kapten kapal) tidak menjalani prosedur darurat seperti yang diterapkan Crociere, dan untuk beberapa hal, telah melanggar standar internasional," lanjut pengelola tersebut.

Kantor berita Reuters mengabarkan, Schettino dikenai tuduhan berlapis, yaitu pembunuhan tidak berencana, menyebabkan kerusakan dan meninggalkan kapal. Schettino telah membantah semua tuduhan itu, karena kata kapten nahas itu, batu karang yang merobek lambung kapalnya tidak terekam dalam data. Ia juga menyangkal telah melarikan diri dari kapal sebelum evakuasi berakhir, setelah kapalnya kandas.

"Kami justru yang terakhir meninggalkan kapal," tegas Schettino.

Jaksa Negara Italia, Fransesco Verusio, mengatakan kalau investigasi atas kasus ini kemungkinan tidak hanya ditujukan kepada kapten kapal, namun juga pihak lain yang turut bertanggungjawab atas manuver kapal yang berbahaya itu,

"Saat kejadian, sistem perintah di kapal tidak berfungsi sebagaimana mestinya," jelas Verusio kepada stasiun televisi SkyTG24.

Kasus kandasnya kapal mewah ini sempat mengguncang dunia pelayaran internasional karena mengingatkan orang pada kasus tenggelamnya Kapal Titanic beberapa puluh tahun silam akibat menabrak gubung es.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar