Kamis, 10 November 2011

Sang Pemburu Berita

Sang Pemburu Berita


Tokoh di Balik Kerusakan Indonesia – 24 (Tamat)

Posted: 08 Nov 2011 06:59 PM PST

Pater Beek telah meninggalkan jejak yang luar biasa buruk bagi bangsa Indonesia, meski tak semua buku-buku yang membahas tentang dirinya, seperti misalnya buku berjudul "Pater Beek SJ: Larut Tetapi Tidak Hanyut", tidak mengungkap secara utuh sepak terjang pastur bernama lengkap Josephus Gerardus Beek itu selama berkiprah di Nusantara. Maklum, buku ini merupakan sebuah autobiografi. Penulisnya J.B Soedarmanta dan diterbitkan Penerbit Obor pada September 2008. Buku ini bahkan menyebut Beek sebagai sosok yang memiliki kepribadian unik, menarik : tegas, disiplin, logis, realistik, sportif, konsekuen dan saleh.

Namun demikian, buku ini juga menyebut peranan besar Beek dalam pengembangan agama Katolik di Indonesia, dan juga merupakan pendiri CSIS serta Kasebul. Bahkan Kepala Badan Koordinasi Intelijen Indonesia (Kabakin) Letjen Soetopo Yuwono pernah meminta Vatikan agar menarik orang ini, dan dikabulkan. Namun Beek kembali lagi ke Indonesia pada 1974.

Selain itu, sepak terjang Beek juga sempat membuat pastur-pastur yang lain gerah, sehingga mereka mengajukan protes, dan salah seorang koleganya mengatakan begini; "Secara teoretis, idenya sebetulnya positif, tetapi pada prakteknya menjadi kisruh."

Beek meninggal pada 17 September 1983 di RS Saint Carolus, Jakarta, dalam usia 66 tahun dan dimakamkan di Giri Sonta, kompleks pemakaman dan peristirahatan ordo Serikat Yesus di Ungaran, Semarang, Jawa Tengah. Sebelum meninggal, seperti ditulis Benny G. Setiono dalam buku berjudul "Tionghoa Dalam Pusaran Politik", kepada Oei Tjoe Tat, seorang politikus, Pater Beek mengaku terus terang bahwa ia sangat menyesal dan kecewa ikut mendongkel Presiden Soekarno karena pemerintahan penggantinya yang dipimpin Soeharto ternyata jauh lebih jelek dari perkiraannya. Bahkan lebih jelek dari pemerintahan Sukarno. Itu sebabnya ia empat kali ziarah ke makam Bung Karno untuk mohon ampun atas segala dosa-dosanya.

Mungkin, dari apa yang telah diungkap ulang pada blog ini, sejarah bangsa Indonesia harus ditulis ulang agar para siswa dan mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang benar tentang sejarah negerinya sendiri, sehingga mereka dapat belajar dari masa lalu, dan memberikan yang terbaik untuk masa kini. Sebab, apa yang terjadi di masa kini juga merupakan buah dari perjalanan sejarah masa lalu.

Membiarkan saja sejarah yang ditulis di atas kebohongan akan membuat Indonesia makin terjerumus dalam beragam kesulitan yang sulit diakhiri, karena sama saja artinya membiarkan negara ini tetap dalam genggaman para pembohong pencipta kebohongan sejarah itu. Waktu telah membuktikan, rezim pembohong takkan dapat memakmurkan rakyat. Kasus penguasaan lahan tambang di Papua oleh Freeport adalah salah satu contohnyanya (lebih detil, KLIK DI SINI), karena demi kepentingan pribadi, lahan yang seharusnya dapat memakmurkan masyarakat sekitar, justru hanya membuat masyarakat kian merana, terjerembab dalam kemiskinan yang kian dalam.

Kita butuh pionir untuk dapat meluruskan sejarah, pionir yang kredibel, akuntabel, dan memiliki mental negarawan sejati, bukan negarawan yang mengaku peduli pada kepentingan bangsa dan negara, namun ternyata antek negara lain yang memiliki peran besar dalam merusak negeri ini.

Semoga Allah SWT mendengar permohonan kita. Amin

Fotografer Kontan dan Istri Dianiaya

Posted: 08 Nov 2011 05:08 PM PST

Suci Wulandari (32), istri Cheppy A Muchlisin (38), fotografer Harian Kontan, dianiaya seorang pengendara di jalan Inspeksi Kalimalang Jakarta Timur. Pelaku yang mengendarai mobil Kijang Innova berwarna hitam dengan nomor polisi B 2510 EJ, memukul Susi hingga berdarah.

Penganiayaan bermula ketika Cheppy dan keluarga akan pulang ke rumahnya di Jalan Ganesha, Pondokkelapa, Durensawit, Jakarta Timur, dengan mengendarai mobil BMW milik Cheppy.

"Hari itu kami habis berhari raya Idul Adha ke rumah kerabat di kawasan Pondok Pinang," ujar Cheppy kepada para wartawan di Jakarta, Selasa 8 November 2011.

Cheppy menuturkan, peristiwa naas itu terjadi ketika mobil yang ia kendarai tepat berada di traffic light persimpangan Jalan H. Naman. Pada saat itu, mobil yang ia kendarai dihadang mobil Kijang Innova hitam B 2510 EJ. "Suasana di lampu merah padat dan ramai," kata Cheppy.

Tanpa sebab yang jelas, pengemudi Kijang Innova itu tiba- tiba turun dan menghampiri mobil Cheppy sambil marah-marah. "Ia merasa mobilnya ditabrak, padahal saya tidak merasa menabrak," kata Cheppy.

Bukan hanya memaki, sopir itu menghampiri mobil Cheppy sambil memukul kap mobil dengan menggunakan senter besi. Karena pada saat itu mobil berada di tengah jalan, Cheppy meminta kepada pengemudi itu untuk menepi di pinggir jalan.

Sopir yang berpenampilan rapi tersebut menuju kaca mobil Cheppy sambil berteriak dengan kasar. "Lu punya SIM enggak," ujar Cheppy menirukan ucapan pelaku.

Istri Cheppy yang menyaksikan situasi panas itu berinisiatif untuk turun dan berbicara kepada sang pengendara. "Istri saya bilang minta maaf kalau memang ada salah dan kami mau tanggung jawab," kata Cheppy.

Namun tidak disangka, sang sopir tersebut justru memukul istri Cheppy sambil mengatakan yang semestinya minta maaf seharusnya adalah Cheppy, karena ia yang membawa mobil.

Melihat isterinya dipukul, terang saja Cheppy kemudian geram dan turun dari mobilnya. Dia berusaha menjauhkan isterinya dari pengemudi sadis itu. "Istri saya mengalami luka memar di rahang kanan dan telinga kanan serta dagu robek," ujar Cheppy.

Setelah mengamankan istrinya, justru Cheppy yang menjadi sasaran pengemudi itu. Menurut Cheppy, supir tersebut beberapa kali memukulkan senter yang dibawanya ke arah Cheppy. "Dia memukul saya menggunakan senter dan juga tangan," kata Cheppy

Melihat adanya keributan, beberapa pengendara dan warga di sekitar jalan berusaha melerai. Setelah situasi mulai tekendali, sopir Innova itu pergi begitu saja tanpa meminta maaf.

Usai meninggalkan lokasi kejadian, rupanya supir Innova itu tanpa sengaja menjatuhkan STNK mobilnya. Melalui STNK diketahui mobil yang digunakan pengendara itu adalah mobil milik perusahaan Wika In Trade.

Usai kejadian itu Cheppy dan istrinya langsung melapor ke Mapolsek Duren Sawit.

Global Warming Picu Hewan dan Tumbuhan Lakukan Eksodus

Posted: 08 Nov 2011 04:19 PM PST

Global warming yang memicu perubahan cuaca dan lingkungan, membuat populasi hewan dan tumbuhan bergerak cepat untuk menyesuaikan diri, termasuk dengan eksodus ke tempat yang memungkinkan mereka untuk tetap dapat hidup. Tak pelak, penyesuaian ini lambat laun akan mempengaruhi pola hidup manusia, terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sebuah studi yang dilakukan peneliti Amerika Serikat, diketahui kalau gas rumah kaca telah menghangatkan daratan hingga sekitar 1 derajat Celcius sejak tahun 1960. Peningkatan temperatur ini tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan peningkatan temperatur laut.

"Kenaikan temperatur memaksa populasi hewan dan tanaman liar untuk beradaptasi, terus bergerak dan terus merelokasi diri sendiri," sebut laporan yang dipublikasikan National Science Foundation yang dikutip dari United Press International, 8 November 2011.

Meski lautan mengalami peningkatan suhu yang lebih rendah, namun peneliti menyebutkan, tanaman dan hewan laut tetap perlu bergerak cepat sama halnya dengan mereka yang ada di darat agar tetap bisa bertahan hidup di kawasan yang cocok untuk menjadi habitat mereka.

Jika tumbuhan dan hewan di darat harus bermigrasi 2,5 kilometer per tahun, kehidupan laut juga harus bergeser sejauh 2 kilometer per tahun.

"Sayangnya, tidak banyak makhluk laut yang mampu bergerak secepat itu," kata John Bruno, ekolog kelautan dari University of North Carolina yang melakukan penelitian.

"Padahal, terkurung dalam lingkungan yang menghangat bisa mengakibatkan turunnya pertumbuhan, reproduksi, dan keselamatan kehidupan laut yang sangat penting secara ekologi dan ekonomi seperti ikan, koral, dan burung-burung laut," ucap Bruno.

Jika hewan dan tumbuhan laut tak dapat bergerak cepat, mereka tentu saja akan punah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar