Sang Pemburu Berita |
- Akui Gay, Robbie Rogers Mundur dari Sepakbola
- Meteor yang Jatuh di Rusia "Ciptakan Kawah" di Sungai Beku
- Ledakan Meteor di Langit Rusia Terkuat dalam Seabad Terakhir
Akui Gay, Robbie Rogers Mundur dari Sepakbola Posted: 16 Feb 2013 04:53 AM PST MANTAN pemain Leeds United yang hingga bulan lalu masih merumput untuk Stevenage, salah satu klub Divisi Satu Inggris, membuat pernyataan mencengangkan mengenai alasan mengapa ia meninggalkan klubnya itu. Seperti dilansir Sky Sport, Robbie Rogers, sang pesepak bola tersebut, menulis dalam blog pribadinya bahwa ia memutuskan untuk meninggalkan dunia sepak bola karena ia tak dapat terus menerus menutupi kenyataan dirinya yang sebenarnya. Pesepakbola berusia 25 tahun tersebut, sebut Sky, mengakui kalau dirinya seorang gay. "Rahasia bisa menyebabkan kerusakan fatal dalam diri kita. Orang lebih menyukai manusia jujur karena berbuat jujur adalah hal mudah. Mencoba untuk menjelaskan kepada orang yang kamu cintai bahwa selama 25 tahun kamu gay, itu sulit," tulisnya seperti dikutip Sky Sports. Dalam blog itu, Rodgers yang pernah memperkuat Tim Amerika Serikat sebanyak 18 caps, blak-blakan mengatakan bahwa ia telah mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa Tuhan memiliki tujuan indah untuknya, meski dengan cara yang berbeda. "Saya takkan pernah melupakan semua teman sepanjang hidup dan semua teman yang mendukung setelah mengetahui rahasia ini, dan kini saatnya untuk menjauh, saatnya menemukan jati diri. Jauh dari sepak bola," pungkasnya. Hingga kini, dunia sepak bola memang dianggap sebagai dunia lelaki sejati, dan Robbie bukan yang pertama yang meninggalkan dunia itu karena menyadari dirinya tak pantas berada di lapangan rumput itu. |
Meteor yang Jatuh di Rusia "Ciptakan Kawah" di Sungai Beku Posted: 15 Feb 2013 08:34 PM PST METEOR yang jatuh di Kota Chelyabinsk, Pegunungan Ural, Rusia, pada Jumat (15/2/2013) pagi waktu setempat, meninggalkan banyak jejak. Termasuk di antaranya berupa "kawah" di sebuah sungai yang tengah dibekukan salju tebal di dekat Kota Chebarkul, kota yang bersebelahan dengan kota Chelyabinsk. Menurut Daily Mail, hari ini, "kawah" itu berdiameter delapan meter, dan di sekitarnya ditemukan potongan-potongan material meteorit berwarna hitam dengan diameter 5 milimeter dan 10 milimeter. Disebut kawah, karena jatuhnya meteor itu membuat es tebal yang menutupi sungai, berlubang hingga airnya terlihat jelas di tengah-tengah. Diduga, sebagian material meteorit ada yang masuk ke "kawah" itu, dan kini teronggok di dasar sungai. Selain hal tersebut, ledakan yang terjadi setelah meteor memasuki atmosfir Bumi tidak hanya merusak bangunan dan melukai penduduk Kota Chelyabinsk, tapi juga merusak bangunan dan melukai penduduk kota-kota di sekitarnya yang masih berada dalam kawasan Pegunungan Ural, seperti Kota Yekaterinburg dan Chebarkul. Sedikitnya 1.000 orang terluka dimana 112 di antaranya menderita luka serius. Dan dari 1.000 orang yang luka tersebut, 82 di antaranya anak-anak. Belum diketahui dengan persis berapa jumlah bangunan yang rusak, karena hampir semua kaca banguan perkantoran, rumah, hotel, sekolah dan lain-lain di Kota Chelyabinsk dan sekitarnya, hancur. Bahkan atap sebuah pabrik yang memiliki luas 6.000 meter persegi, runtuh. Para korban umumnya terluka akibat terkena pecahan kaca yang berterbangan dan akibat terkena bagian bangunan yang runtuh saat meteor itu meledak menjadi bola api yang terang benderang seperti Matahari, setelah melesat membelah cakrawala Kota Chelyabinsk dengan kecepatan sekitar 33.000 meter per jam. Para saksi mengatakan, kejadian ini amat mengerikan karena mirip adegan film Armageddon yang dibintangi Bruce Willis. Sebagian dari mereka mengira ledakan itu diakibatkan oleh sebuah pesawat terbang yang jatuh, sementara yang lain berfikir bahwa saat itu merupakan hari kiamat. "Saya sedang mengemudi ke tempat bekerja. Saat itu hari masih cukup gelap, tetapi tiba-tiba menjadi terang seperti sudah siang hari. Saya merasa seperti dibutakan oleh cahaya," ujar seorang penduduk kota Yekaterinburg seperti dikutip Daily Mail. "Saya benar-benar berpikir saat itu adalah hari kiamat," ujar Gulnara Dudka, warga Chelyabinsk. Valentina Nikolayeva, salah seorang guru di Chelyabinsk, mengatakan, ketika ledakan terjadi dan semuanya terguncang, ia mencoba melindungi murid-muridnya dengan menyuruh mereka sembunyi di kolong meja. "Ada cahaya yang sangat terang menyinari semua ruang kelas. Itu semacam cahaya yang belum pernah saya lihat seumur hidup saya sebelumnya," kata dia. Guru ini menambahkan, semula ia mengira ada sebuah pesawat yang jatuh, namun suara ledakan dan guncangannya menurut dia 10 kali lebih hebat. "Jadi, kemudian saya berfikir bahwa inilah kiamat," katanya lagi. Kementerian darurat Rusia menggambarkan peristiwa itu sebagai 'meteor shower dalam bentuk bola api' dan mendesak warga untuk tidak panik. Simon Goodwin, sastrofisikawan dari Universitas Sheffield, Inggris, mengatakan, setiap hari ada ribuan ton dari hujan meteor di ruang angkasa di atas Bumi, tapi hampir semua terbakar dan hancur sebelum memasuki armosfir. "Meski peristiwa sebesar di Rusia ini jarang terjadi, namun ini sekali lagi menunjukkan kepada kita bahwa meteorit kecil atau asteroid besar dapat menghantam Bumi kita kapan saja, dan dapat menyebabkan kerusakan dan kematian setiap satu abad atau lebih," katanya. |
Ledakan Meteor di Langit Rusia Terkuat dalam Seabad Terakhir Posted: 15 Feb 2013 07:18 PM PST METEOR yang jatuh di Kota Chelyabinsk, Pegunungan Ural, Rusia, pada Jumat (15/2/2013) pukul 09.20 waktu setempat, merupakan meteor terbesar yang jatuh ke Bumi dalam 100 tahun terakhir. Hingga Sabtu (16/2/2013) pagi ini, jumlah korban tercatat membengkak hingga sekitar 1.000 orang. Peter Brown, direktur Pusat Ilmu Keplanetan dan Eksplorasi University of Western Ontario, Kanada, menjelaskan, sebelum memasuki atmosfir Bumi dan jatuh di Kota Chelyabinsk yang berjarak sekitar 1.500 km di sebelah timur Moskow, meteor itu mungkin sebesar 50 kaki atau sekitar 15 meter, dengan bobot sekitar 7.000 ton. Dari rekaman video diketahui, saat menembus atmosfir, benda langit itu meluncur dengan kecepatan 64.800 kilometer per jam. Saat penembusan terjadi, benda langit itu terbakar dan kemudian meledak menjadi 10 bola api. "Dari berbagai sensor berteknologi tinggi, diperkirakan kekuatan ledakan meteor itu setara dengan kekuatan ledakan 300 kiloton TNT. Tapi ini baru perkiraan awal," kata Brown seperti dikutip Space.com, hari ini. Terakhir kali meteor jatuh di Negeri Beruang Merah pada 1908, dan dikenang dengan sebutan peristiwa Tunguska. Mengapa disebut demikian, karena di wilayah itulah meteor jauh, dan membuat hutan seluas 2.137 km2 hancur, rata dengan tanah. Brown yakin, ledakan meteor yang jatuh kemarin di Chelyabinsk jauh lebih kuat dibanding yang jatuh di Tunguska. Ledakan itu bahkan jauh lebih besar dibanding ledakan meteor yang jatuh di Uni Soviet pada 12 Februari yang kekuatan ledakannya hanya setara dengan ledakan 10 kiloton TNT. "Di Indonesia pun pernah terjadi, yaitu pada 8 Oktober 2009. Ledakannya mencapai 50 kilo ton TNT, namun itu terjadi di laut," jelas Brown. Ilmuwan ini mengaku, pihaknya masih menganalisis kekuatan ledakan meteor yang jatuh kemarin agar mendapatkan hasil yang akurat. Bukan puing Asteroid Di sisi lain, Badan Antariksa Eropa (European Space Agency /ESA) menegaskan meteor yang jatuh kawasan Kota Chelyabinsk, Pegunungan Ural, Rusia, pada Jumat (15/2/2013) pagi waktu setempat, bukan puing dari asteorid 2012 DA14 yang kemarin, bersamaan dengan jatuhnya meteor itu, melintasi orbit Bumi. Melalui akun Twitter-nya, ESA menjelaskan, tidak ada hubungannya antara meteorit yang jatuh itu dengan Asteroid 2012 DA14 yang pada Jumat kemarin melintas dengan jarak hanya 27 ribu kilometer dari Bumi, dan bahkan dekat dibanding Satelit Geosynchronous yang melayang di orbit Bumi dengan 36 kilometer dari permukaan Planet biru tempat dimana kita tinggal ini. Tidak dijelaskan apa alasan ESA mengambil kesimpulan demikian, namun Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA), menjelaskan, saat melintasi orbit Bumi, asteroid 2012 DA14 yang berukuran sekitar 50 m2, memang tidak berada pada jalur yang bertabrakan dengan rotasi Bumi. Selain itu, NASA juga mengklaim, jika asteroid itu menabrak Bumi, maka daya ledaknya memiliki kekuatan 1.000 kali lebih kuat dari kekuatan daya ledak bom nuklir yang dijatuhkan AS pada 1945 di Hiroshima, Jepang. |
You are subscribed to email updates from Sang Pemburu Berita To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar