Jumat, 09 Desember 2011

Sang Pemburu Berita

Sang Pemburu Berita


Ular Langka Ditemukan di Sumatera

Posted: 08 Dec 2011 07:06 AM PST

Peneliti WWF Indonesia, Ridwan Setiawan, menemukan spesies ular Sumatran pitviper atau Sumatran tree viper. Spesies bernama Trimeresurus sumatranus itu memang bukan spesies baru, tetapi tergolong spesies langka.

"Di Sumatera sekarang sudah sulit dijumpai spesies ini. Dulu mungkin cukup sering, sekarang sudah jarang," kata peneliti yang akrab disapa Iwan Podol itu kepada Kompas.

Iwan mengungkapkan, Trimeresurus sumatranus merupakan ular berbisa dengan corak unik. Berwarna dasar abu-abu, ular itu bercorak hijau kekuningan dan memiliki ekor kemerahan. Ukurannya sepanjang 1,5-2 meter.

Ular tersebut tepatnya ditemukan di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung. Wilayah tersebut merupakan habitat yang sesuai untuk Sumatran pitviper karena kondisinya yang lembab dan kaya sumber pangan bagi ular.

Iwan menjelaskan, ular itu ditemukannya saat melakukan survei habitat badak sumatera beberapa waktu lalu. Tempat penemuannya adalah di kawasan hutan yang habitatnya masih terjaga, yaitu di hutan primer.

Trimeresurus sumatranus, jelas Iwan, biasanya memakan katak, tikus hutan, dan beberapa jenis burung. Biasanya, ular didapati berada di cabang pohon yang berukuran kecil dan masih dekat dengan tanah.

Menurut Iwan, ular tersebut aktif pada malam hari. Sebaran habitatnya sendiri ada di Sumatera, Mentawai, Nias, Borneo, hingga ke Semenanjung Malaysia hingga Thailand.

Saat ini, jenis ular langka ini pun menghadapi ancaman. "Ada banyak ular yang diburu. Ular ini coraknya unik, jadi termasuk salah satu yang diburu. Ular juga diburu untuk diambil toksinnya," kata Iwan.

Ancaman juga datang dari aktivitas perusakan hutan. "Kalau hutan dirusak, habitat dirusak, itu juga ancaman untuk ular ini," jelas Iwan saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/12/2011).

Menghentikan perusakan hutan dan perburuan adalah langkah tepat memelihara kelangsungan hidup spesies ular ini. Dengan langkah itu pula, banyak spesies bisa terselamatkan.

53 Perempuan Indonesia Raih She CAN! Award 2011

Posted: 08 Dec 2011 07:01 AM PST

Para wanita peraih penghargaan.
Tupperware Indonesia, perusahaan produsen produk-produk rumah tangga, Kamis (8/12/2011) malam menghadirkan 53 perempuan Indonesia sebagai penerima Tupperware She Can! Award 2011.

Para perempuan dari berbagai profesi dan berasal dari seluruh daerah di Tanah Air ini, dinilai pantas menerima penghargaan ini atas kontribusi yang positif terhadap lingkungan sosial mereka, sehingga memajukan lingkungan dan orang-orang sekitarnya.

Malam penganugerahan yang berlangsung di Hotel Mulia, Jakarta, juga dihadiri Chairman dan Chief Executive Officer (CEO) Tupperware Worldwide, Rick Goings.

Dalam acara yang juga diisi sejumlah artis penyanyi seperti Once, Bunga Citra Lestari, dan Ari Lasso, Goings yang datang dari Orlando, AS, kantor pusat Tupperware, juga akan berbagai cerita yang inspiratif yang bisa memotivasi perempuan Indonesia untuk meningkatkan hidupnya dan keluarganya.

"Saat ini merupakan era emas dari Indonesia, yang mencatat pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi, dengan sumber daya alam yang luar biasa, dan kelas menengah yang sebagian besar berusia muda. Kami akan ikut serta dalam kemajuan ekonomi Indonesia, dengan mengubah hidup wanita Indonesia dan keluarga menjadi lebih baik,' ujar Goings.

Menurut Goings, Tupperware sudah berada di Indonesia sejak tahun 1991, dan kini sudah mengembangkan jaringan penjualan bagi 83 produknya di Indonesia.

"Kami berharap produk-produk Tupperware yang tidak saja berkualitas tetapi juga ramah lingkungan, suatu waktu akan menghiasi setiap rumah tangga di Indonesia. Dengan semakin membaiknya pendapatan per kapita, dan tingkat pendidikan perempuan di Indonesia yang semakin baik, maka semakin mendorong kesadaran memiliki produk Tupperware," ujar Goings.

Lima puluh tiga perempuan yang berhak atas penghargaan Tupperware She Can! Award 2011 ini, dinilai telah mengusung apa yang dikampanyekan Tupperware yakni enlighten (mencerahkan), educate (mendidik) dan empower (memberdayakan) dirinya, keluarga dan masyarakat sekitarnya.

Di antara 53 perempuan ini terlihat sejumlah nama terkemuka seperti mantan atlet bulutangkis Ivana Lie, Gusti Kanjeng Ratu Hemas, Mira Lesmana (produser film) dan Nafsiah Mboi Walinono (aktivis peduli HIV/Aids).

(sumber; Kompas.com)

6 Gunung Berapi di Indonesia Meletus pada 2011

Posted: 07 Dec 2011 07:04 PM PST

Erupsi Gunung Gamalama.
Pada saat bersamaan, empat gunung berapi di Indonesia menunjukkan aktifitas signifikan yang mengancam keselamatan penduduk sekitar. Tiga di antaranya bahkan telah meletus sejak beberapa hari lalu.

Gunung-gunung tersebut adalah Gunung Gamalama di Maluku Utara, yang telah meletus sejak Minggu (4/12/2011) malam; Gunung Marapi, Sumatera Barat, yang telah meletus pada Oktober dan November 2011 namun hingga kini masih belum normal; Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda yang sejak Oktober lalu menyemburkan asap setinggi ratusan meter ke udara dan dikhawatirkan akan meletus; dan yang terbaru, Kamis 8 Desember 2011, Gunung Sindoro di Kecamatan Bansari, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, ditingkatkan statusnya dari aktif normal menjadi waspada level II. Pemkab Temanggung bahkan telah mulai menyiapkan jalur evakuasi di empat titik.

Seperti dilansir Tribunnews.com, Camat Bansari, Singgih Purnomo, mengaku sedikitnya ada 13 desa di lereng Gunung Sindoro dengan penduduk sebanyak 22.755 jiwa atau 6.925 kepala keluarga (KK) yang harus dievakuasi. Ke-13 desa ini berada pada titik berbahaya karena hanya berjarak sekitar lima kilometer dari kawah gunung.

Jalur evakuasi yang disiapkan antara lain jalur selatan dari Tlogowero - Mranggen Kidul - Balesari - Campur anom, dan jalur dari Mranggen Tengah - Mojosari - Tanurejo - Parakan.

Sementara itu Media Indonesia memberitakan, Anak Krakatau terus menimbulkan gempa hingga mencapai 553 kali. Andi, petugas pos pemantau Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Rabu (7/12/2011) malam mengatakan, kegempaan gunung itu masih cenderung fluktuatif. Dia bahkan mengaku, potensi letusan dan erupsi material vulkanik gunung ini tetap ada, meskipun berkekuatan rendah, dan hanya jatuh di sekitar gunungnya untuk membentuk kubah baru dan menambah ketinggian gunung.

"Gunung tersebut masih aman bagi penduduk sekitar, namun bagi nelayan yang biasa melaut di sekitarnya diminta tetap waspada," imbau Andi, seraya menambahkan kalau gunung ini masih berstatus "siaga".

Gunung Gamalama meletus pada Minggu (4/12/2011) malam. Hingga Kamis (8/12/2011), gunung itu masih menyemburkan abu vulkanik dan membuat ribuan orang mengungsi. Di antara mereka bahkan terserang imfeksi saluran pernapasan atas (Ispa) akibat menghirup debu vulkanik itu.

Gunung Marapi meletus pada 36 Oktober hingga November 2011. Hingga kini, gunung itu masih menimbulkan gempa-gempa, meski aktifitasnya mulai menurun.

Selain keempat itu, Gunung Soputan dan Lokon di Sulawesi Utara juga meletus pada 15 dan 3 Juli 2011. Dengan demikian, hingga tutup tahun 2011 ini ada 6 gunung berapi di Indonesia yang meletus.

Awas! Pengguna Smartphone Rawan Jadi Korban Pengintaian Massal

Posted: 07 Dec 2011 06:20 PM PST

Julian Assange melontarkan tuduhan baru. Pendiri situs Wikileaks yang tahun lalu menghebohkan dunia karena membocorkan kawat-kawat diplomatik Amerika itu kali ini mengatakan, bahwa para pengguna smartphone merupakan komunitas yang rawan menjadi korban pengintaian massal.

Menurut The Whistle Blower asal Australia itu, pengintaian dilakukan akibat imbas serangan teroris 9/11, sehingga mereka yang berkuasa jadi selalu waspada terhadap berbagai ancaman.

"Siapa yang memiliki iPhone? Siapa pengguna BlackBerry? Siapa yang menggunakan Gmail? Well, Anda semua kena," teganya ketika berbicara di City University of London.

"Faktanya adalah saat ini perusahaan intelijen telah menjual secara massal sistem pengintaian ke banyak negara di dunia." ia menambahkan.

Peringatan ini pun muncul seiring dengan peluncuran situs Julian yang diberi nama proyek Spyfiles. Dalam proyek itu diungkap aktivitas sekitar 160 perusahaan di 25 negara yang mengembangkan teknologi untuk melacak dan memantau setiap individu dari ponsel, email, serta rekam jejak browser internetnya.

"Ini merupakan investigasi yang dalam dan menunjukkan bahwa fenomena ini bukanlah industri yang kecil sejak 10 tahun lalu," jelas Julian seperti dikutip Konspirasi.com.

"Kejadian 9/11 telah membuat negara-negara di Eropa, AS, Kanada, Afrika Selatan, dan lainnya untuk mengembangkan sistem mata-mata kepada kita semua," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar