Senin, 05 Desember 2011

Sang Pemburu Berita

Sang Pemburu Berita


21 Wilayah di Indonesia Ternacam banjir

Posted: 03 Dec 2011 05:38 PM PST

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan sebagian wilayah di Indonesia mulai memasuki masa puncak musim hujan. Kondisi itu berpotensi menyebabkan banjir. Apalagi karena La Nina yang datang dari dari Samudra Pasifik dapat menyebabkan curah hujan yang cukup tinggi dalam jangka waktu tiga hari ini.

Seperti dilansir Mionline, Kepala BMKG Sri Woro Harijono, kemarin,
mengungkapkan, puncak musim hujan terjadi pada Desember 2011 hingga Januari 2012. "Peak (puncak)-nya sekitar Desember-Januari, tapi hingga April rata-rata normal. Yang tinggi itu bisa menyebabkan banjir, yang semua rata (di wilayah Indonesia)," ungkapnya.

Fenomena tersebut, jelas Sri Woro, terjadi akibat adanya pasokan La Nina dari Samudra Pasifik. Dampaknya bisa menyebabkan curah hujan yang cukup tinggi dalam jangka waktu tiga hari, tetapi waktunya belum bisa diperkirakan. "Soal ini baru bisa diprediksi tiga hari sebelum terjadi."

Curah hujan yang meningkat, sambungnya, terutama terjadi di wilayah timur Indonesia. "Di (wilayah) timur kelebihan sedikit (curah hujan), tetapi (peningkatan curah hujan) ini moderat, bukan kuat."

Laman www.bmkg.go.id melansir potensi banjir mulai Desember 2011 hingga Februari 2012 mencakup 21 wilayah Indonesia. Wilayah-wilayah itu ialah Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Sumatra bagian selatan dan Bengkulu, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, serta Jawa Timur. Selain itu, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Bali, NTB, NTT, serta Maluku dan Papua.

Kesiapan
Untuk mengantisipasi ancaman bencana, Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana
telah menggelar kesiapan di Lapangan Terbang Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten. Pada kesempatan itu Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengatakan semua provinsi telah siap menghadapi bencana alam, terutama siklus banjir lima tahunan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menambahkan, untuk menjawab ancaman banjir yang dilansir BMKG dan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), pihaknya kian meningkatkan kesiapan. Banjir di wilayah barat Indonesia, jelasnya, lebih disebabkan curah hujan tinggi, sedangkan di kawasan timur, potensi banjir bandang lebih dominan.

"Daerah yang perlu memperoleh prioritas tinggi terkait ancaman banjir ada empat, yaitu banjir lahar dingin Merapi, Jakarta, daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo, dan DAS Citarum,'' tandas Sutopo.

Banjir bandang kemarin menerjang Kecamatan Kulawi Induk dan Kulawi Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Musibah itu menyebabkan enam orang hilang. Tiga di antaranya sudah ditemukan dalam keadaan tewas.

Banjir bandang juga merusak SMP Negeri 1 Kulawi, menghanyutkan enam rumah dan merusak belasan lainnya, serta merendam persawahan dan perkebunan.

18 Planet Seukuran Jupiter Ditemukan

Posted: 03 Dec 2011 05:29 PM PST

Penjelajahan manusia terhadap angkasa luar guna mengetahui asal muasal dan apa saja sebenarnya yang terkandung du dalamnya, kembali menemukan hasil. Kali ini para astronom menemukan 18 planet asing seukuran Jupiter yang mengelilingi bintang dengan ukuran yang jauh lebih besar dari Matahari. Ke-18 planet tersebut merupakan planet gas.

Seperti dikutip dari Mionline, Sabtu 4 Desember 2011, penemuan ini meningkatkan jumlah planet yang diketahui mengorbit bintang-bintang besar hingga 50 persen, dan ini akan dapat membantu astronom untuk lebih memahami cara planet-planet raksasa terbentuk dan tumbuh dalam sebuah sistem tata surya asing yang baru lahir.

Penemuan ini terjadi hanya selang beberapa bulan setelah tim peneliti yang berbeda mengumumkan penemuan 50 planet asing yang baru ditemukan, termasuk satu planet berbatu yang bisa menjadi kandidat yang baik untuk kehidupan.

Daftar planet asing yang dikenal sekarang sudah mencapai lebih dari 700 dan sepertinya akan terus bertambah.

Awalnya, para peneliti menyurvei sekitar 300 bintang dengan menggunakan Observatorium Keck di Hawaii dan sejumlah instrumen di Texas dan Arizona. Mereka fokus pada bintang tipe A yang mau mati, sebuah bintang berukuran sekitar 1,5 kali lebih besar dari Matahari.

Tim peneliti lalu mengarahkan fokus pada apa yang ada di sekitar bintang Tipe A itu, dan tanpa sengaja menangkap objek ke-18 planet itu yang semuanya bermassa serupa dengan Jupiter.

Ke-18 planet mengorbit cukup jauh dari 'Matahari' mereka, yakni sekitar 0,7 kali jarak Bumi dengan Matahari, atau sekitar 93 juta mil (150 juta kilometer).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar