Sabtu, 15 Februari 2014

Sang Pemburu Berita

Sang Pemburu Berita


Disertai 5 Dentuman, Gunung Kelud Meletus

Posted: 13 Feb 2014 04:31 PM PST

SANGPEM - Gunung Kelud di perbatasan Kabupaten Kediri, Malang, dan Blitar, Jawa Timur, Kamis (13/2/2014) pukul 22.50 WIB meletus dengan dahsyat. Suara gelegar letusan gunung setinggi 1.731 meter dari permukaan laut (dpl) ini terdengar hingga Yogyakarta, dan sebaran abu vulkaniknya tak hanya mencapai Kota Gudeg tersebut, namun juga hingga Kota Salatiga, Ambarawa, Ungaran, Kabupaten Semarang, bahkan Surabaya.

Menurut berbagai sumber rujukan, Jumat (14/2/2014), saat meletus, terdengar dentuman amat keras sebanyak lima kali, disusul dua kali dentuman berskala sedang dan kecil. Dentuman-dentuman itu terdengar sekitar 30 menit setelah Gunung Kelud erupsi.

Sementara itu, sebaran abu vulaniknya yang berwarna abu-abu, menutupi jalanan, atap rumah, kendaraan yang sedang melaju di jalanan, dan lain-lain dengan ketebalan bervariasi, tergantung jarak antara lokasi jatuhnya abu vulkanik itu dengan kawah Gunung Kelud yang meletus.

Di kawasan Kabupaten Kediri, Malang dan Blitar, ketebalan abu bisa mencapai 10 cm, sementara di kawasan Semarang dan Ungaran, hingga pagi ini dikabarkan baru mencapai ketebalan sekitar 1 cm. Cuaca yang seharusnya cerah pun menjadi redup, karena hingga pukul 06.00 WIB, tebaran abu vulkanik di angkasa tak mampu diterobos sinar Matahari, sehingga Kabupaten Malang pun mendadak menjadi seperti kota mati, sementara jalur dari Kota Batu di Kabupaten Malang menuju Kota Kediri, ditutup untuk sementara akibat jarak pandang yang terbatas, hanya sekitar 5 meter.

Kepala Pantau Pos Pantau Gunung Kelud, Khairul Huda menilai, mengatakan, letusan Gunung Kelud kali ini paling dahsyat dibanding letusan pada 2007 dan 1990.

"Ledakan kali ini paling dahsyat sehingga suaranya sampai Yogyakarta. Kami tidak tahu kondisi ini sampai kapan dan berakhir sampai mana," ujar Khairul Huda seperti dikutip kompas.com.

Pejabat Pelaksana Bidang Pengamanan dan Penyelidikan Gunung Api, Gede Suartika, menjelaskan, letusan Gunung Kelud kali ini masuk kategori letusan eksplosif yang sangat dahsyat. Letusan ini memicu kepanikan masyarakat yang bermukim di di lereng tersebut, sehingga warga berbondong-bondong menjauh dari kubah lava hingga radius 10 km.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, material vulkanik erupsi Gunung Kelud menuju barat daya hingga sejauh 15 km, sehingga kawasan-kawasan yang dilaluinya, termasuk Kediri, mengalami hujan abu, pasir, dan kerikil.


Sudah masuk daftar

Gunung Kelud hanya satu dari 19 gunung api di Indonesia yang telah ditetapkan dalam status Waspada (level II), setelah peningkatan aktivitas vulkanik gunung ini diketahui meningkat pada 2 Februari silam. 18 gunung lainnya yang saat ini ditetapkan dalam status yang sama adalah Gunung Raung, Ibu, Lewotobi Perempuan, Ijen, Gamkonora, Soputan, Sangeangapi, Papandayan, Dieng, Seulewah Agam, Gamalama, Bromo, Semeru, Talang, Anak Krakatau, Marapi, Dukono, dan Kerinci.

Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada di jalur cincin api (ring of fire), sehingga bencana gunung api merupakan salah satu yang harus selalu diwaspadai. Apalagi karena karena Indonesia memiliki 127 gunung api aktif, dan bahkan sejak September 2013 hingga pekan lalu, Gunung Sinabung mengalami erupsi tiada henti, sehingga ditetapkan dalam status Awas (Level I).

Selain 19 gunung berstatus Waspada dan satu gunung berstatus Awas, tiga gunung juga ditetapkan dalam Siaga (level III) karena menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik, yaitu Gunung Karangetang, Lokon dan Rokatenda.

Sebelum meletus tadi malam, Gunung Kelud tercatat telah beberapa kali meletus dalam rentang waktu 1919-2007.

Pada 19 Mei 1919, Gunung Kelud meletus dan menewaskan sedikitnya 5.000 orang. Sebagian besar dari mereka tewas karena diterjang lahar panas.

Setelah cukup tenang selama beberapa puluh tahun, Kelud kembali aktif pada 1951, 1966, dan 1990, yang secara total menewaskan 250 orang.

Setelah letusan pada 1966, Pemerintah Indonesia membangun Terowongan Ampera di sisi barat daya kawah untuk mengurangi volume air di danau yang berada di kawah gunung sehingga mengurangi bahaya lahar panas.

Pada awal Februari 1990, Kelud kembali meletus melemparkan materi vulkanik hingga ketinggian 7 km. Akibat letusan ini, sedikitnya 30 orang meninggal dunia.

Pada 16 Oktober 2007, pemerintah memerintahkan 30.000 warga di sekitar gunung itu harus mengungsi, setelah para ahli mengatakan gunung itu dalam kondisi siap meletus.

Akhirnya, Kelud meletus pada 3 November 2007 pukul 03.00 dini hari. Sehari sesudahnya, Kelud memuntahkan abu vulkanik setinggi 500 meter ke udara. Letusan terus terjadi hingga 8 November 2007 hingga pemerintah akhirnya mengatakan letusan Kelud semakin melemah sebelum akhirnya berhenti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar