Kamis, 07 Maret 2013

Sang Pemburu Berita

Sang Pemburu Berita


24 Binatang Purba yang Menakjubkan - 1

Posted: 06 Mar 2013 06:28 AM PST

KITA takkan tahu seperti apa hewan-hewan yang hidup pada ribuan atau jutaan tahun yang lalu, jika saja para ilmuwan tidak menemukan fosil-fosil mereka di berbagai tempat, di berbagai belahan dunia. Dari penemuan-penemuan itu, kita kini tahu bahwa hewan zaman dulu beda dengan hewan masa kini, meski ada pendapat bahwa hewan zaman dulu merupakan nenek moyang hewan masa kini.

Hollywood beberapa kali membuat film dengan tokoh hewan-hewan purba itu. Sebut saja film berjudul Dinosaur dan The Jurassic Park yang dibuat berseri. Tentu, kesannya hewan-hewan itu ganas dan mengerikan.

Namun demikian, bagi sebagian orang, bahkan ilmuwan, hewan-hewan itu menakjubkan dan tak terbayangkan jika mereka tetap hidup saat ini. Berikut 24 Hewan Purba yang menakjubkan, yang datanya diolah dari berbagai sumber, termasuk dari LiveScience :

1. Dino Turkey

Hewan ini mirip kalkun raksasa, dan juga tidak bisa terbang meski bersayap. Tingginya 2 meter dengan bulu berwarna cerah dan cakar besar seperti cakar burung raksasa. Hewan ini dapat berlari dengan kecepatan hingga 40 kilometer per jam.

Menurut para ilmuwan, hewan bernama latin hagryphus giganteus ini sejenis dinosaurus, namun dari kelompok raptor karena juga merupakan hewan pemakan daging (karnivora).

Fosil Dino Turkey ditemukan di selatan Utah, Amerika. Binatang purba ini diduga "berkelana" ke New Mexico dari tempat asalnya di Kanada, sekitar 75 juta tahun lalu.


2. Plesiosaurus

Reptil laut bertubuh besar dan bernama latin sauropterygian ini hidup di awal periode Jurassic. Keberadaannya diketahui berdasarkan kerangka yang nyaris utuh yang ditemukan di Inggris.

Ketika isu tentang monster di Danau Loch Ness merebak, monster itu sempat diduga merupakan penampakan dari hewan ini, namun para ilmuwan segera membantah karena selain hewan ini telah punah, juga kepalanya lebih kecil dibanding kepala monster Loch Ness yang wujudnya sempat dilihat sejumlah orang, dan bahkan diabadikan dalam sebuah lukisan.

Selain itu, plesiosaurus memiliki leher yang panjang dan ramping, tubuh yang lebar seperti penyu, berekor pendek, dan memiliki dua pasangan "dayung besar" yang bentuknya memanjang.


3. Aerosteon Dinosaur

Hewan ini merupakan keluarga dinosaurus theropoda allosauroid yang hidup pada periode akhir cretaceous di sebuah wilayah yang kini menjadi negara Argentina. Fosilnya yang diperkirakan berusia 84 juta tahun, ditemukan pada 1996 di Anacleto. Aerosteon dinosaur memiliki beberapa spesies. Salah satunya, dan yang paling dikenal adalah Aerosteon riocoloradensis. Fosilnya ditemukan 1 kilometer di sebelah utara Colorado Río, Provinsi Mendoza.

Aerosteon dinosaur memiliki tinggi 9 meter dan memiliki sistem pernapasan yang mirip sistem pernapasan burung, namun termasuk hewan karnivora.

Nama Aerosteon berasal dari bahasa Yunani, yakni aer yang berarti udara, dan osteon yang berarti tulang.


4. Megapiranha

Ikan karnivora bergigi setajam gergaji ini ditengarai merupakan nenek moyang ikan piranha modern yang hidup di Sungai Amazon, dan hidup pada periode akhir Miosen (antara 8-10 juta tahun lalu).

Hewan dari keluarga characin serrasalmid ini telah punah, dan kala masih eksis, diperkirakan dapat hidup dengan tubuh hingga sepanjang 1 meter, atau empat kali lebih panjang dari ikan piranha modern.

Keberadaan ikan ini diketahui setelah fosilnya ditemukan pada 2009 di Argentina. Meski fosil yang ditemukan tidak dalam keadaan lengkap, namun diyakini bahwa hewan ini mematikan karena memiliki deretan gigi zigzag yang serupa dengan gigi piranha modern. Deretan gigi itu dilengkapi satu baris gigi yang berfungsi untuk memotong mangsanya, dan dua baris gigi yang agaknya berfungsi untuk mengunyah tanaman yang dimakan.


5. Camarasaurus

Nama hewan ini berarti 'kadal bilik' karena tulang hewan ini memiliki ruang berongga. Camarasaurus merupakan keluarga dinosaurus herbivora yang umum disebut dinosaurus sauropoda, dan berkaki empat. fosilnya ditemukan di Formation Morrison of Colorado dan Utah, Amerika Serikat.

Camarasaurus hidup pada periode akhir Jurassic (antara 155 dan 145 juta tahun lalu), dan hidup di wilayah yang kini menjadi Gurun Sahara. Ukuran panjang maksimum tubuhnya sekitar 15 meter dengan tinggi bisa mencapai 23 meter dan berat maksimum 47 ton.

Tengkorak hewan ini melengkung dengan wajah berbetuk persegi dan bermoncong tumpul. Panjang gigi-giginya yang bisa mencapai 19 inci dan berbentuk seperti pahat (spatulate), berderet dengan teratur dan rata pada rahangnya. Sementara tungkai depannya memiliki lima jari dengan cakar yang besar dan tajam.

Sama seperti kebanyakan sauropoda, tungkai depan Camarasaurus lebih pendek dibanding yang belakang. Namun demikian, bahunya justru sedikit miring ke belakang.


6. Mammoth

Hewan mirip gajah modern ini memiliki "rambut gondrong " yang luar biasa tebal. Hewan ini juga bergading melengkung dan memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari mastodon, karena mammoth dapat memiliki tinggi hingga 4 meter dan bobot hingga 12 ton.

Hewan yang dijadikan karakter utama dalam film kartun Ice Age ini punah sekitar 10.000 tahun lalu, dan hingga kini para ilmuwan belum yakin bahwa hewan ini punah akibat perubahan iklim yang ekstrem seperti berakhirnya Zaman Es, atau akibat perburuan oleh manusia. Bahkan ada beberapa ilmuwan yang berpikir bahwa hewan ini punah akibat jatuhnya meteor yang juga diduga menjadi penyebab punahnya dinosaurus.

Mammoth diperkirakan hidup dari periode Pliosen (sekitar 5 juta tahun lalu) hingga periode Holocene (sekitar 4.500 tahun lalu) di Eropa, Asia, dan Amerika Selatan yang meliputi hingga wilayah Mexico. Mammoth merupakan anggota keluarga Elephantidae yang merupakan nenek moyang gajah modern.


7. Dunkleosteus Terrelli

Para ilmuwan menduga kalau ikan prasejarah ini merupakan raja para binatang yang hidup 400 juta tahun lalu, karena ukurannya yang luar biasa, yakni bisa mencapai panjang 33 meter dan bobot 4 ton, serta dapat memangsa dua ekor hiu modern sekaligus.

Ikan ini merupakan salah satu dari keluarga placoderma arthrodire terbesar yang pernah hidup pada periode akhir Devon (sekitar 380-360 juta tahun lalu), dan merupakan predator puncak hypercarnivorous.

Dunkleosteus awalnya dimasukkan dalam keluarga dinichthyidae, keluarga yang sebagian besar merupakan arthrodires karnivora seperti gorgonichthys. Namun pendalaman terhadap detil fosil hewan ini yang ditemukan di Amerika Utara, Polandia, Belgia dan Maroko, membuatnya dimasukkan dalam keluarga arthrodire pachyosteomorph.


8. Leviathan Melvillei

Nenek moyang paus modern ini punah sekitar 25 juta tahun lalu. Berbeda dengan paus yang saat ini kita kenal, yang terkesan lembut dan tak berbahaya, Leviathan Melvillei merupakan predator berbahaya dengan gigi-gigi yang mengerikan dan mata besar yang diduga menjadi indera terbaiknya saat berburu mangsa.

Dari fosilnya yang ditemukan dilepas pantai Peru pada Juni 2010, diketahui kalau tengkorak ikan ini memiliki panjang 3 meter, sementara panjang tubuhnya bisa mencapai 18 meter.

Oleh ilmuwan, paus raksasa ini dinamai Leviathan Melvillei, diambil dari nama Herman Melville, penulis novel fiksi Moby Dick. Rahang kiri dan kanannya dilengkapi gigi-gigi yang tajam dan runcing, yang panjangnya mencapai 36 sentimeter, sementara gigi-gigi di rahang depan atas dan depan bawahnya mencapai 12 sentimeter. Hewan ini diduga tak hanya memangsa hewan lain yang selautan dengannya, tetapi juga memangsa sesamanya.

Unta Purba Hidup di Kutub Utara

Posted: 06 Mar 2013 01:38 AM PST

UNTA merupakan hewan yang hidup di gurun, namun para peneliti menemukam bukti bahwa pada zaman dahulu kala binatang ini pernah tinggal di wilayah dataran tinggi High Canadian Arctic.

Seperti dilansir LiveScience, Rabu (6/3/2013), bukti ini didapat setelah mereka menemukan sisa fosil seekor unta yang diperkirakan telah berusia 3,5 juta tahun di Pulau Ellesmere, wilayah Kanada Nunavut dalam Kepulauan Arktik Kanada.

Tubuh unta purba ini berukuran 30 persen lebih besar dari unta modern, dan teridentifikasi setelah para peniliti menggunakan teknik yang disebut fingerprinting kolagen. Temuan yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications pada Selasa (5/3/2013) tersebut menunjukkan kalau unta modern merupakan kerabat dari unta raksasa yang hidup di Kutub Utara yang berhutan dengan udara yang agak lebih hangat dibanding suhu di kutub itu pada hari ini.

"Ini merupakan bukti pertama tentang unta yang hidup di wilayah arktik (wilayah di sekitar Kutub Utara yang di antaranya meliputi Rusia, Kanada, Islandia, Alaska dan Norwegia), dan ini mengejutkan karena selama ini yang kita tahu, unta hidup di wilayah kering dan tandus," ujar Natalia Rybczynski, pakar sejarah biologi dari Museum Kanada Alam di Ottawa kepada LiveScience.

Unta yang termasuk dalam genus Camelus, selama periode Eosen sekitar 45 juta tahun yang lalu, hidup di Amerika Utara. Hewan ini kemudian menyeberang ke Eurasia malalui Isthmus Bering, area yang menghubungkan Alaska dengan Rusia. Kerabat terdekatnya adalah llamas, alpacas, Vicunas dan guanaco.

Para peneliti menemukan sekitar 30 buah tulang yang merupakan bagian dari tibia unta (tulang kering). Lokasi penemuan fosil ini berjarak sekitar 745 mil (1.200 kilometer) di utara dari tempat unta itu semula hidup di Amerika Utara.

Identitas dan usia fosil unta dapat diketahui melalui sidik jari kolagen, suatu teknik yang mengukur jumlah protein tulang yang disebut Tipe I kolagen. Mamalia ini memiliki karakteristik protein yang berbeda dari mamalia yang lain, karena protein-protein di dalam tubuhnya dapat bertahan lebih lama dibanding banyak molekul biologis yang lainnya.

Dari usia fosil yang diperkirakan 3,5 juta tahun, diketahui kalau unta purba tersebut hidup dalam sebuah periode yang dikenal sebagai periode pertengahan Pliosen yang hangat. Kala itu suhu global di Arktik sekitar 3,5-6 derajat Fahrenheit (2-3 derajat Celcius).

"Itu suhu yang lebih hangat dibanding suhu di Arktik hari ini, dan ketika unta itu mati, suhu udara sekitar 33 derajat Farenheit (18 derajat Celcius), sementara suhu rata-rata saat itu sekitar 30 derajat Farenheit (minus 1,4 derajat Celcius).  Canadian High Arctic kala itu masih berupa hutan rimba," jelas Rybczynski lagi.

Spesimen fosil yang ditemukan mirip unta Dromedarius modern jika ditinjau dari sidik jarinya, meski sidik jari itu sekitar sepertiga lebih besar dibanding ukuran sidik jari unta modern. Sidik jari itu memiliki kesamaan dengan sidik jari beruang dan unta raksasa Yukon yang hidup sekitar 1.240 mil (2.000 km) jauhnya dari tempat dimana tulang unta kuno ditemukan.

Para peneliti berencana untuk terus mencari sisa-sisa unta di Canadian High Arctic dengan harapan menemukan fosil unta purba yang lebih banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar